MEDAN-Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2019 mencapai Rp 197.550,59 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 133.391,43 miliar.

Sehingga pertumbuhan ekonomi di Sumut triwulan II tahun 2019 tumbuh 5,25 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,82 persen.

“Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 18,50 persen. Sehingga ekonomi Sumut di triwulan II tahun 2019 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 2,10 persen (q-to-q),” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, Senin (?) di Aula Kantor BPS, Jalan Asrama Medan.

Untuk dari sisi produksi, sambunya pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 4,57 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 10,90 persen.

“Ekonomi Sumut semester I tahun 2019 terhadap semester I tahun 2018 sebelumnya meningkat sebesar 5,28 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,40 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 18,04 persen,” sebutnya.

Adapun struktur ekonomi di Pulau Sumatera Utara secara spasial pada triwulan II-2019 didominasi oleh beberapa provinsi diantaranya Provinsi Sumut yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB di Pulau Sumatera sebesar 23,18 persen, diikuti oleh Provinsi Riau sebesar 22,29 persen, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 13,29 persen, serta Provinsi Lampung sebesar 10,77 persen. Sementara kontribusi terendah ditorehkan oleh Provinsi Bengkulu dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.*