MEDAN - Ketua IDI Cabang Medan, dr. Wijaya Juwarna Sp.THT-KL mengajak dan menegaskan agar semangat dokter di Sumatera Utara khususnya Kota Medan harus bangkit. Hal ini disampaikan Wijaya pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (3-4/8/2019) di Hotel Aryaduta, Medan.

Pada pertemuan ini, baik Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi maupun Ketua IDI Medan, dr. Wijaya Juwarna Sp.THT-KL, mereka berharap semangat dokter Indonesia khususnya Sumatera Utara bisa bangkit.

"Artinya, secara potensi kita gak jauh berbeda dari dokter negara tetangga seperti Penang, Singapore. Tetapi semangat untuk bangkit itu yang paling penting," jelas dokter spesialis THT itu.

Menurut Wijaya, IDI Kota Medan berusaha untuk memenuhi komponen-pomponen kompetensi para dokter. Misalkan dengan melakukan acara symposium seperti ini, penguatan kognisinya, pengetahuan tentang ilmu kedokteran, kemudian peningkatan keterampilan dokter juga dipenuhi.

Di samping itu, imbuh Wijaya, sikap dan mental pada dokter juga terus mereka pacu. Makanya, IDI Medan sengaja mengundang Gubsu dan dari Kapuspen TNI.

"Mudah-mudahan kalau semangat dokter di Sumatera Utara ini bangkit, kepercayaan masyarakat akan tumbuh kembali. Kita berharap seperti itu," jelasnya.

Sebelumnya, Gubenur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memberikan motivasi sekaligus harapan kepada pada dokter untuk bisa menjadi lebih baik dan mengubah pola pikir agar rakyat bisa menaruh kepercayaan penuh untuk kesehatannya.

Menurut Gubernur, peran dokter bagi rakyat begitu penting. Sebab pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit, sangat berkaitan dengan dokter, bagaimana kualitasnya membantu kesembuhan masyarakat yang ingin berobat. Apalagi bagian ini akan menunjukkan bagaimana Sumatera Utara bisa Bermartabat.

“Untuk menjadikan Sumut ini bermartabat, secara fisik dan non fisik. Untuk fisiknya mungkin urusan Gubernur (infrastruktur), dan non fisiknya adalah urusan dokter. Jadi nanti sama-sama kita bangun (perbaikan layanan kesehatan),” sebut Edy Rahmayadi usai memberikan sambutan dan motivasi kepada para dokter dan mahasiswa.

Kepada para dokter, Gubernur meminta agar bisa mengubah pola pikir. Jika kesehatan menjadi penting bagi masyarakat, maka kesungguhan dan keikhlasan dalam melayani harus bisa ditunjukkan kepada masyarakat. Terutama soal kejujuran dan kasih sayang, mengingat pengobatan pasien membutuhkan peran dokter yang dipercaya.

Gubernur pun menekankan agar para dokter yang ada harus mengubah dirinya menjadi lebih baik dan berorientasi pada upaya penyembuhan pasien. Sehingga masyarakat bisa menaruh kepercayaan yang tinggi kepada dokter di tempatnya sendiri, daripada yang ada di luar terutama negara lain seperti Malaysia dan Singapura.

“Kita beri tahu ke masyarakat, bahwa dokter-dokter kita itu lebih mampu, bahkan lebih baik dari yang ada di luar. Jadi ini soal pola pikir kita yang harus diubah. Baik itu dokternya, maupun masyarakatnya,” sebut Gubernur lagi.

Pertemuan Ilmiah Tahunan IDI Medan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu (3-4/8/2019). Di dalamnya diadakan workshop terkait beberapa hal seperti Modern Circumcision Update, Injeksi Intra Artikular, Rehidrasi Cairan pada Diare Anak serta CPR Stimulation Basic Life Support and Advance Life Support.

Selain itu juga ada symposium soal perawatan ulkus diabetikum pada tungkai, imunisasi update, deteksi dini pasien HIV/AIDS di layanan primer, penanganan nyeri pada penyakit kronis, nutrisi pasca tindakan pembedahan, tips dan trik sukses mendirikan klinik kesehatan modern serta beberapa materi lainnya yang berkaitan dengan perkembangan dunia kesehatan saat ini. Untuk peserta sendiri, terdiri dari dokter umum, spesialis, serta mahasiswa kedokteran. **