MEDAN - Gubsu Edy Rahmayadi meluncurkan Bakti Kesehatan Bermartabat di Halaman Kantor Gubsu, Rabu (19/6). Dalam bakti kesehatan tersebut, 3 anak bibir sumbing langsung menjalani operasi di Bus Accuplast Cleft Mobile Operation. Melihat hal itu, Edy Rahmayadi menginginkan bus Accuplast Cleft Mobile Operation ada di 33 kab/kota. Sebab, dia mengakui masih ada masyarakat Sumut yang cenderung susah berurusan dengan kesehatan.

"Karena cenderung kepada kesejahteraan dan pendapatan hidup yang begitu sulit. Maka kita semua mau meringankan ini," kata Gubsu.

Oleh karena itu, dirinya menginginkan kendaraan mobile kesehatan.

"Tapi saya nanti inginnya punya mobil yang baru. Kita akan lakukan ini bertahap, Insyaallah selama saya menjabat ini lima tahun maka akan terselesaikan ini. Saya berharap akan ada mobile kesehatan ini di setiap kabupaten/kota dan ada yang standby di Pemprovsu," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu juga, Gubsu mengajak dokter dan tenaga kesehatan lainnya melakukan tindakan preventif.

"Yang tahu preventif itu dokter, bukan lulusan umum, sipil, teknik mesin atau tentara, karena yang tahu tubuh itu dokter," tambah Edy Rahmayadi.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan dr. Wijaya Juwarna, SpTHT menerangkan, kesehatan tidak hanya menyangkut profesi kedokteran tetapi juga tenaga medis lainnya seperti dokter gigi, apoteker, bidan, perawat, kesehatan masyarakat.

"Jadi kesehatan ini kompleks, tidak saja bercerita SDM tetapi juga cerita fasilitas yang mendukung dan sistem yang berlaku," ungkapnya sembari mengakui promotif dan preventif kesehatan sangat kurang dilakukan saat ini.

Dia juga mengimbau, pemerintah sangat selektif dalam memberikan izin Fakultas Kedokteran.

"Di luar negeri pun pemerintahnya tidak mau banyak-banyak Fakultas Kedokteran agar sistem seleksi calon dokter itu bagus. Bahkan di Belanda dan Jepang, mereka magangkan dulu setahun, mereka cari yang kepengen jadi dokter mentalnya, kalau bagus dia maka terus lanjut," imbuhnya.

Sedangkan Ketua Panitia Bakti Kesehatan Bermartabat dr. Alwi Mujahid mengatakan, ide munculnya Bakti Kesehatan Bermartabat ini berawal dari kondisi ril, bahwa masih banyak masyarakat terutama masih banyak dipelosok desa, yang belum memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

"Kegiatan ini awal dari rangkaian bakti sosial secara berkelanjutan yang akan dilaksanakan di kabupaten/kota se Sumut dengan prioritas daerah tertinggal, terpencil, dan bermasalah kesehatan. Pengobatan ini melibatkan dokter spesialis penyakit dalam, khitanan massal, papsmeer, anak, bedah dan lainnya," tambahnya. *