MEDAN-Triwulan I 2019 Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) meningkat 5,30 persen year on year (yoy) dari tahun 2018 lalu yang hanya sebesar 4,73 persen.

Dikatakan Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, ekonomi Sumut pada Triwulan I 2019 ini berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai nilai sebesar Rp 192,03 Triliun.

“Ada3 sektor pertumbuhan yang cukup tinggi secara y-on-y yakni dari sisi produksi informasi dan komunikasi sebesar 8,96 persen. Diikuti oleh penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,72 persen dan Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 8,37 persen,” kata Suhaimi, Senin (6/5/2019).

Sementara itu, dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumen lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 23,85 persen. Diikuti komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (P-KP) sebesar 17,55 persen dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 6,24 persen.

“Sedangkan pertumbuhan ekonomi Sumut Triwulan I 2019 terhadap Triwulan IV-2018 (q-to-q) terkontraksi 0,42 persen. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi hampir di seluruh komponen PDRB pengeluaran di mana komponen yang mengalami kontraksi yaitu Komponen PK-P sebesar 12,71 persen, Komponen PMTB sebesar 5,54 persen, komponen PK-RT sebesar 0,81 persen. Sedangkan komponen perubahan inventori dan komponen PK-LNPRT yang tumbuh masing-masing sebesar 21,34 persen fan 12,85 persen,” terangnya.

Secara struktur perekonomian di Pulau Sumatera secara spasi pada Triwulan I-2019 didominasi oleh beberapa provinsi diantaranya Provinsi Sumut yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB di Pulau Sumatera sebesar 23,33 persen. Diikuti Provinsi Riau sebesar 22,42 persen, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 13,33 persen, Provinsi Lampung sebesar 10,59 persen.

  “Sementara kontribusi terendah ditorehkan oleh Provinsi Bengkulu dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” tutupnya.*