JAKARTA - Tingkah netizen semakin hari semakin lucu dan kadang membuat kesal kubu lawan. Terlebih lagi jelang 11 hari lagi pencoblosan Pileg, Pilpres 2019. Setelah merebak kabar beberapa honorer, kepala desa bahkan karyawan perusahaan yang sengaja foto dan selfi dengan mengacungkan dua jari dipecat dan disanksi, kini beberapa netizen sepertinya sengaja mengunggah hal serupa di akun medsosnya.

Dari rangkuman GoNews.co, beberapa netizen justeru sengaja berfoto acungkan dua jari dengan mengenakan kostum atau kaos gambar Jokowi-Ma'ruf.

Hal ini menjadi terlihat aneh, karena salam dua jari identik dengan jargon kubu paslon 02 yakni Prabowo-Sandi.

Sepertinya para netizen sengaja mengunggah foto-foto tersebut sebagai bentuk perlawanan dan bentuk simpati ke beberapa honorer yang terkena sanksi akibat pose dua jari.

Dimana sebelumnya, Riki Yusuf seorang honorer atau Tenaga Harian Lepas (THL) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengaku dipecat oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi gara-gara memperlihatkan pose dua jari membentuk huruf V.

Informasi tersebut juga dibenarkan anggota Panitia Pengawas (Panwas) Kecamatan Ciemas yang telah melakukan klarifikasi pada Jumat (29/3/2019) malam kemarin ke petugas THL tersebut.

"Kita baru melakukan klarifikasi ke yang bersangkutan, kita mendapat laporan ada postingan di media sosial seorang THL yang mengacungkan tanda 2 jari berbentuk V. Saat kita datangi dia mengaku sudah dipecat oleh pihak dinas terkait pose itu," kata Aris Irfan, Anggota Panwas Ciemas melalui sambungan telepon, Sabtu (30/2/2019).

Aris mengaku belum memutuskan apakah Riki melanggar atau tidak. Sebab masih dalam proses pengkajian dan verifikasi kepada yang bersangkutan.

"Kami sendiri kan berdasarkan informasi yang diperoleh dari Tim Kampanye Daerah (TKD), ada postingan soal pose 2 jari yang dilakukan oleh pegawai THL yang kemudian berujung pemecatan. Kami sendiri tidak ada laporan, Panwas itu kan berdasar laporan atau temuan namun itu enggak ada. Kita hanya sebatas verifikasi," katanya.

Dari hasil verifikasi, Riki mengaku posenya itu tidak berafiliasi pada pasangan 01 maupun 02. Meskipun rekan-rekannya memang sengaja memperlihatkan pose dua jari yang identik terhadap dukungan salah satu paslon di Pilpres 2019.

"Kata Riki temannya memang sengaja (tunjukan) tagar pendukung. Temannya itu pemilik lapak di pelelangan, kalau dia hanya 'V' saja. Pose V itu tidak ada tujuan dan maksud sebagai pendukung, salam damai (peace) katanya. Beberapa kali dia menegaskan pose jarinya itu bukan untuk mendukung, karena dia sadar posisinya sebagai THL," ujarnya.

Iwan Sofian seorang nelayan yang juga teman dari Riki membenarkan adanya pemecatan gara-gara pose jari. Secara pribadi Iwan bahkan mengenal Riki selama ini tidak pernah sengaja menunjukan dukungan kepada pasangan capres manapun.

"Dia orangnya netral, saya bisa pastikan itu. Foto itu dia unggah ke medsos, posenya sendiri kan berbeda. Tidak ada caption apapun, hanya bercanda tanpa ada maksud mendukung," ungkap Iwan.

Iwan menyebut Riki sudah bekerja selama 11 tahun di pelelangan ikan. Tugasnya mendata nelayan, membuat grafik dan laporan secara berkala. Bahkan Riki tidak segan membantu nelayan untuk membuatkan proposal ketika diminta.

"Dia orangnya rajin, hampir semua tugas kepala tempat pelelangan dia yang menangani. Karena kepala TPI sendiri jarang ngantor. Jelas kami semua nelayan di sini akan kehilangan ketika dia diberhentikan," ujarnya.

Sementara itu, tiga karyawan sebuah hotel dibawa ke kantor polisi karena berswafoto atau selfie dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 22 Maret 2019 lalu.

Ketiga karyawan itu berinisial M, AR, dan AZ. M saat itu menggunakan ponsel untuk berswafoto dengan empat temannya saat acara sudah selesai dan Jokowi telah meninggalkan lokasi.

Dua temannya berpose dua jari, simbol kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Melihat aksi mereka, beberapa tim pemenangan Jokowi merasa tersinggung dan melaporkannya kepada petugas keamanan hotel. Polisi di lokasi berusaha mencegah agar tidak terjadi keributan sehingga ketiga karyawan itu dibawa ke Polsek Cakranegara, Kota Mataram.

Kepala Polsek Cakranegara Komisaris Polisi Muslih, dihubungi melalui pesan singkat, mengatakan bahwa aksi swafoto dua jari itu tidak ada unsur kesengajaan melainkan hanya spontanitas.

Ketiga karyawan itu sudah meminta maaf dan dipulangkan. Polisi juga menerangkan, ketiga karyawan berswafoto usai acara Jokowi digelar. Namun karena di lokasi ruangan masih ada beberapa orang simpatisan Jokowi, aksi itu memicu ketersinggungan.***