JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menanggapi santai hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo- Ma'ruf Amin menurun. Menurut dia setiap hasil survei harus dianggap sebagai tantangan untuk bekerja lebih baik lagi demi kemenangan Jokowi-Ma'ruf dan PDIP.

"Tetapi apapun hasilnya, ini perlu dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan bagi kandidat capres dan parpol peserta pemilu menuju 17 April 2019," kata Andreas dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/3).

Andreas menilai hasil survei itu menjadi pecut bagi kader PDIP untuk bekerja lebih keras untuk pemenangan Pileg dan Pilpres 2019. Sebab, lanjutnya, PDIP juga memiliki peranan memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

"Hasil survei Kompas ini menggembirakan sekaligus tantangan untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan performa kerja kader baik untuk pilpres maupun pileg," ungkapnya.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa coattail effect berperan penting meningkatkan elektabilitas partai, karena ini pun merupakan konsekuensi logis dari hubungan emosional antara partai dan kadernya," ucapnya.

Seperti dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.

Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.

Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.***