MEDAN - Kejuaraan Bulutangkis kelompok umur Daihatsu Astec Open (DAO) 2019 Medan resmi bergulir. Event yang digelar di GOR PBSI Sumut, Jalan Willem Iskandar, Medan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum KONI Sumut, John Ismadi Lubis, Selasa (12/3).

John Lubis dalam sambutannya sangat mengapresiasi digelarnya event ini yang mana kejuaraan ini sempat vakum dalam beberapa tahun terakhir sehingga sangat berharap besar kegiatan ini dapat kembali menggelorakan perbulutangkisan di Sumatera Utara. "Ini sebuah gebrakan. Di mana beberapa hari setelah dilantik pengurus baru PBSI Sumut langsung menggelar kejuaraan. Jadi patut kita apresiasi karena event sempat vakum hampir empat tahun lamanya," ucapnya.

Lebih lanjut John berharap, pengurus baru PBSI Sumut dapat menciptakan atlet-atlet bulutangkis yang berprestasi baik dikancah nasional maupun internasional.

"Kami harap anak-anak kami yang bertanding ini diberi fasilitas dan tempat sekaligus mengikuti banyak event karena di tahun 2024 kita menjadi tuan rumah PON ke-XXI. Dan ditempat inilah cabor bulutangkis PON dilaksanakan," tambahnya.

Sementara itu Ketua Pengprov PBSI Sumut, Suripno Ngadimin mengatakan, pihaknya akan berupaya menjadi tuan rumah yang baik untuk kejuaraan bertaraf internasional dan masuk dalam Badminton Asia Confederation (BAC) itu. Apalagi Medan dipercaya menjadi kota pembuka.

“Sebagai penyelenggara semua sarana sudah kita siapkan. Makanya dapat BAC. semua yang tanding bukan dari Sumut saja. Sampai Thailand dan India masuk. Ini dasar pertama membangkitkan bulutangkis di Sumut. Setelah terakhir kali pada 2016, kami harapkan turnamen ini menjadi pintu awal dari upaya kita membenahi bulutangkis di Sumut,” kata Suripno.

Suripno berharap, event DAO 2019 ini menjadi batu loncatan lahirnya event-event lainnya di provinsi ini. Sehingga sangat baik untuk kembali menggelorakan semangat perbulutangkisan di Sumut, terutama event untuk pembinaan usia muda.

“Kalender tahun ini sudah tersusun semua di nasional. Kalau even berikutnya mungkin akan segera kita rencanakan. Tapi bersifat daerah. Siapa saja bisa buat dan PBSI siap men-support. Apalagi untuk pembinaan usia dini,” tambahnya.

Sementara itu Alan Budikusuma perwakilan dari Astec yakin even ini akan muncul bibit-bibit potensial dari Sumut. Dia berharap dari even tersebut Sumut bisa terus eksis menggelar even-even bulutangkis.

“Saya berharap banyak dari kejuaraan ini. Saya tahu Medan banyak pemain bagus. Dengan kepengurusan baru ini diharapkan bisa menjaring potensi pemain di Sumut yang belakangan vakum dengan kejuaraan-kejuaraan. Ini dapat mengukur dari sisi pembinaan di Sumut. Dengan even berlevel internasional ini kita harap tidak berhenti di sini. Tapi Pengprov bisa terus aktif mengirimkan peserta ke kejuaraan-kejuaraan berikutnya,” kata Alan.

Alan juga mengatakan saat ini PBSI terus berupaya menjaring bibit-bibit dari usia dini yang akan dipersiapkan untuk kejuaraan Junior Asia maupun Olimpic Youth. Dia berharap semua daerah berbenah dan mengejar ketertinggalan dari pulau Jawa.

“Bukan hanya di Sumut, tapi hampir di seluruh kota di luar Jawa harus berbenah. Bagaimana dengan mendatangkan pelatih terbaik yang berkompeten dan mengikuti perkembangan bulutangkis saat ini,” harapnya.

Sementara Ketua Panpel lokal Daihatsu Astec Open 2019 Medan, Kusprianto dalam laporannya mengatakan, event yang dihelat dari 12-16 Maret 2019 ini diikuti sebanyak 50 klub dari seluruh Indonesia dengan total 514 pebulutangkis muda, termasuk di dalamnya puluhan pebulutangkis dari Thailand dan India.

"Ada empat kategori kelompok umur yakni U-11, U-13, U-15, dan U-17. Yang mana U-11 dan U-13 hanya mempertandingkan nomor tunggal (putra-putri), sedangkan U-15 dan U-17 mempertandingkan nomor tunggal dan ganda (putra-putri). Kusprianto menambahkan, event berhadiah total uang pembinaan Rp 81 juta ini masuk dalam kalender resmi BWF (khusus kategori U-13, U-15 dan U-17), sehingga para atlet mendapat ID dan poin BWF.