JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hidayat Nur Wahid menilai wajar jika sampai saat ini masih ada pemilih mengambang atau swing voters jelang Pilpres 17 April mendatang. Hal ini ia katakan terkait dengan hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang mengatakan swing voters masih ada sekitar 13 persen.

"Tentang swing voters ya ini memang sangat biasa. Sangat biasa bahkan sering kali bahkan juga lembaga survei itu keliru karena ternyata pada hari-hari tenang itu, banyak warga yang menentukan pilihannya jadi swing voters itu bagian dari dinamika pemilu menuju pemilu," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/3).

Hidayat mengatakan swing voters memiliki kualifikasi sendiri untuk memilih capres-cawapres. Mulai dari sikapnya yang lebih kritis hingga lebih rasional.

"Tetapi biasanya yang belum memilih itu karena mereka orang punya optimisme, mereka punya harapan, mereka orang yang betul-betul ingin segala sesuatu akan menjadi lebih baik. biasanya begitu," ungkapnya.

Karena itu, Politikus PKS ini yakin para swing voters akan memilih pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi. Menurutnya, swing voters akan memilih secara rasional dan tidak terpaku pada prestasi tetapi juga fokus pada realisasi janji kampanye.

"Yang ini ya belum terbukti nanti kita buktikan saja lima tahun yang akan datang terbukti atau tidak. Kalau ternyata tidak tebukti dan tidak sesuai dengan harapan ya nanti diganti lagi," ucapnya.

Sebelumnya, SMRC merilis hasil survei saat pemilihan presiden, dilakukan hari ini. Data yang diolah akhir Januari 2019, pasangan didapati Jokowi -Ma'ruf unggul 54,9 persen dari pasangan Prabowo-Sandi yang hanya mendapatkan suara 32,1 persen.

"Survei dilakukan pada akhir Januari ini selisih 23 persen dan 13 persen masih tak dijawab (bimbang) selisih ini pada statistik signifikan dan nyata, calon satu unggul atas calon yang lain, tetapi preferensi politik tak pernah stabil bisa berubah tergantung pada kebijakan," Devkata Direktur SMRC, Denny Irfan, saat rilis hasil survei di Kantor SMRC, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019).

Pemilih yang belum memutuskan terkait sebanyak 13 persen, menurut Denny jumlah tersebut tidak dapat melakukan banyak sekali punu bermuara ke Prabowo-Sandiaga. SMRC lihat, Jokowi-Ma'ruf masih tetap unggul dengan selisih 10 persen.

"Bila 13 persen belum diputuskan semuanya ke Prabowo maka Jokowi Ma'ruf Amin masih unggul sekitar 10 persen. Angka ini lebih besar dari selisih Pilpres 2015 yang sekitar 6 persen," beber dia.

Survei ini dilaksanakan SMRC pada 24-31 Januari lalu. Respondennya adalah WNI yang memiliki hak pilih pada Pemilu 2019. Responden dipilih secara multistage random sampling sebanyak 1620 orang.

Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel kurang dari 2,65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.***