JAKARTA - Komisi II DPR yang membidangi pemerintahan mendukung mundurnya Edy Rahmayadi dari posisi Ketum PSSI. Alasannya, tidak mudah bagi Edy untuk merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumut sekaligus. "Tentu saya menyambut baik mundurnya Pak Edy. Beliau akan lebih fokus lagi untuk memimpin daerah Sumatera Utara menjadi lebih maju dan sejahtera. Kita lebih senang karena jabatan kepala daerah bukan jabatan yang mudah, tidak mudah dirangkap-rangkap PSSI kan," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR dari F-Gerindra, Ahmad Riza Patria saat dihubungi, Minggu (20/1/2019).

Riza mengatakan, tugas di PSSI dan Gubernur Sumut sama kompleksnya. Mundurnya Edy dari PSSI dinilai sebagai keputusan bijak.

"Tantangannya tidak mudah, harus keliling Indonesia. Di satu sisi, yang bersangkutan sudah menjadi kepala daerah terpilih. Saya kira pilihan baik agar tidak rangkap jabatan, agar daerahnya maju, kemudian agar PSSI-nya maju. Mudah-mudahan PSSI memiliki pemimpin yang lebih baik dan lebih fokus. Ini pilihan yang bijaksana yang diputuskan Pak Edy Rahmayadi," kata Riza.

Edy sempat rangkap jabatan selama kurang lebih 4,5 bulan sebagai Gubernur Sumut dan Ketum PSSI. Mundurnya Edy disampaikan dalam Kongres PSSI yang digelar di Nusa Dua, Bali. 

Edy meminta maaf karena gagal memenuhi target selama memimpin PSSI. Dia mengakui tugas sebagai orang nomor satu PSSI berat. Posisi Edy kini digantikan Joko Driyono sebagai Plt Ketum PSSI.

"Mudah-mudahan siapapun jadi Ketum PSSI orang-orang yang masuk surga. Begitu berat saya rasakan. Untuk itu sampaikan ke rakyat PSSI ini milik rakyat seluruh Indonesia yang diwakilkan ke kita. Saya tak mampu lakukan ini saya mohon maaf," ujar Edy pada Kongres Tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, hari ini.***