MEDAN-Guna mendapat ridho sang Khalik, Kapoldasu Irjen Pol Drs Agus Andrianto SH MH menikmati waktu tersisa dengan bersyukur.

Selain bersyukur kepada Allah SWT, orang nomor satu di Mapolda Sumut ini selalu rendah hati terhadap sesama. "Saat ini, bagaimana saya bisa menikmati sisa waktu yang sudah diberikan Allah kepada saya. Sebab, sesuai janji Alloh akan ditambah nikmat-nikmat lainnya," ujar Irjen Pol Agus, Minggu (9/12/2018).

Setiap manusia, lanjut dijelaskan mantan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Mabes Polri ini, tidak tahu kapan kematian menghampirinya.

Maka dari itu, pada sisa hidup ini, mudah-mudahan dirinya (manusia) benar-benar hidup, bukan hanya kelihatan hidup saja. "Baik dan buruknya, apapun itu harus dinikmati. Walaupun sedang dinista sekalipun jalani saja. Karena itu semua sudah diatur oleh sang Khalik," jelasnya.

Lebih lanjut diungkapkan Alumnus Akpol Tahun 1989 ini, bukankah setiap manusia yang ada di dunia ini semuanya sudah ada peran dan fungsinya masing-masing yang ditetapkanNYA (Allah) ?. "Jadi kita tinggal menjalankan saja. Hikmahnya semoga mendapatkan ridho dari sang Pencipta," ungkap Irjen Pol Agus.

Terkait potensi diri, mantan Kapolsek Percut Sei Tuan ini menerangkan, hendaknya hal itu digali oleh setiap pribadi, guna meningkatkan kesadaran akan tuntutan peran yang diamanahkan kepada pribadi masing-masing untuk mengelolanya. "Tergantung dari manusianya mau memilih sistem yang mana. Semua sistem tanpa kita sadari sudah terbentuk di dunia ini," terang Irjen Pol Agus Andrianto.

Mengenai baik dan buruk, Irjen Pol Agus menyebutkan hal itu hanya berbeda pada tulisannya saja. "Terkadang kita berbuat baik, malah dibilang orang buruk. Begitu sebaliknya. Makanya saya menyatakan kalau baik dan buruk itu cuma beda di tulisan. Baik selalu berpasangan dengan buruk. Sedangkan buruk berpasangan dengan baik. Baik tunggal hanya ALLOH yang punya," sebut Agus seraya mengatakan sebagai manusia mau menilai yang mana, tentu saja dengan dampak dan resikonya.

Terkadang, dituturkan mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan (dahulu Polresta) banyak mereka yang hanya kelihatan hidup, karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka katakan dan mereka perbuat. "Nah, itu tidak perlu kita permasalahkan. Karena seperti yang saya katakan tadi, baik dan buruk itu cuma beda tulisan. Sedangkan maknanya tergantung manusia itu sendiri untuk mencernanya," tuturnya.

Rasa tidak pernah Menipu Kita

Jadi, seru Agus, lakukanlah perbuatan ataupun tindakan yang tidak merugikan seseorang. "Di sisa waktu saya ini, bagaimana saya bisa terus berupaya meninggalkan Sumut pada saatnya dengan hal yang positif dan baik bagi kemaslahatan warga Sumut dalam kaitan dengan Kamtibmas maupun keamanan, ketertiban, keselamatan, kelancaran lalulintas (Kamtibselcarlantas). Jadi, saya tidak berpikir nantinya orang akan berpikiran negatif terkait apa yang saya lakukan. Selagi itu membantu sesama, saya rasa kita sepakat kalau itu ada hikmahnya," serunya sembari bertanya bukankah 'rasa' tidak pernah menipu kita ?.