MEDAN - Syaiful Azahar Chaniago (57), warga Jalan Jermal V Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai, yang membakar dirinya sendiri akhirnya tewas setelah menjalani perawatan kurang lebih 10 jam di Rumah Sakit Haji Medan.

Penjual es keliling itu dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (28/11/2018) malam.

"Ia bang, sudah meninggal tadi malam. Kurang lebih sembilan jam mendapat perawatan. Untuk pasien sendiri sudah dibawa oleh keluarganya," ucap Humas RS Haji Medan, Fauzi melalui sambungan telepon seluler.

Sementara Kepala Lingkungan (Kepling) 9, Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai, Paidi, mengatakan, saat ini korban yang merupakan warga Jalan Jermal V tersebut sudah dimakamkan diperkuburan umum Pasar V, Desa Tembung, Deliserdang.

"Iya, korban sudah meninggal dan malam itu juga di makamkan. Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Sami ,55, dan dua anak, yakni Nina Yaroh ,35, serta Abdul Haris ,32," ungkapnya.

Ia menyebutkan, sebelum jenazah dikebumikan, terlebih dahulu dilakukan fardu kifayah di RS Haji. Selanjutnya jenazah korban lalu dibawa ke rumah duka dan dishalatkan di Masjid Al-Ridha Jalan Jermal 7, Kecamatan Medan Denai untuk berikutnya dimakamkan.

"Semasa hidupnya, almarhum merupakan sosok orang yang cukup dikenal rajin beribadah dan kerap ikut perwiritan di lingkungannya," ujarnya.

Kapolsek Medan Area Kompol Kristian Sianturi mengatakan, sebelum melakukan aksi bakar diri, Rabu (28/11/2018) pukul 10.20 WIB, korban terlebih dahulu menyiramkan bensin kesekujur tubuhnya. Sehingga, warga yang melihat tubuh korban di lalap api langsung berupaya melakukan pertolongan, dengan menyiramkan air, lalu membawanya ke rumah sakit Muhammadiyah Medan, kemudian di rujuk ke rumah sakit haji.

Kristian menyampaikan, sesuai keterangan saksi yang diperoleh kepolisian, korban ternyata telah dua kali mencoba melakukan upaya bunuh diri, namun dapat digagalkan warga.

"Motif sementara yang kita dapatkan, korban melakukan percobaan bunuh diri karena mengalami tekanan ekonomi," jelasnya.

Menantu korban, Khirul Zaman (35) mengaku mertuanya pernah berupaya bunuh diri dengan menenggak racun serangga. Beruntung, nyawa korban saat itu dapat diselamatkan.

"Sejak saya menikah dengan Nina pada tahun 2008, almarhum mertua saya sudah melakukan percobaan bunuh diri dengan meneguk racun serangga. Beruntung ketika itu nyawa mertua saya dapat diselamatkan," katanya.

Berdasarkan informasi yang berkembang dimasyarakat, selain masalah ekonomi korban juga diketahui depresi lantaran mengidap diabetes dan darah tinggi yang tak kunjung sembuh. Hal itu diperparah dengan kondisi istrinya yang sedang sakit, shingga beban pikiran korban semakin berat selama sepuluh tahun.*