MEDAN -Ratusan pengungsi asal negara Afghanistan berunjuk rasa di Jalan Listrik, Medan, Senin (19/11). Aksi ini mereka lakukan untuk membuka mata dunia internasional agar membantu menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.

Para pengungsi ini mengaku berasal dari satu suku yakni Suku Hazara di Provinsi Ghazni dan menjadi salah satu suku yang diburu oleh kaum Taliban karena dituduh sebagai teroris.

"Kami meminta agar komunitas internasional menelepon PBB dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk menghentikan pembunuhan terhadap suku kami," kata Muhammad Zuma.

Zuma menjelaskan, ratusan pengungsi Afghanistan yang berunjuk rasa hari ini merupakan pengungsi yang sudah tinggal di Indonesia sekitar 5 hingga 7 tahun. Selama proses tersebut mereka menuggu proses pengiriman ke negara penampung seperti Amerika, Kanada, Australia dan New Zealand oleh pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) selaku badan PBB yang menangani persoalan pengungsi internasional.

"Saat ini kami resah, karena UNHCR mengaku sudah menghentikan proses pengiriman kami. Kami bingung mau kemana, kami juga manusia yang berhak untuk tinggal di dunia ini," ujarnya.

Yassin salah seorang pengungsi lainnya mengatakan saat ini aksi pembunuhan terhadap suku Hazara masih terus terjadi. Hal ini membuat beberapa keluarga mereka disana juga terpaksa melarikan diri untuk menghindari pembantaian.

"Yang kami dapat kabar, saat ini keluarga kami disana ada yang lari dan tinggal di gunung. Padahal saat ini sedang musim dingin di negara kami. Kami berharap komunitas dunia internasional dapat memberikan perhatiannya kepada kami," ujarnya.

Dalam aksi unjuk rasa ini, para pengungsi Afghanistan memampangkan berbagai poster dan spanduk bergambar kasus-kasus kekerasan yang terjadi di negara mereka. Mereka berharap persoalan kekerasan ini segera diselesaikan. ***