MEDAN-Sungguh luar biasa perjuangan kontingen Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk mengikuti MTQN ke-XXVII di Sumatera Utara 4-13 Oktober 2018.

Sebab, kondisi trauma pascabencana tidak menghalangi semangat mereka mengikuti MTQ Nasional. Seperti diungkapkan Neni Kasmawati (23) yang masih belum mendapat kabar mengenai kondisi kedua orangtua dan saudaranya sejak gempa dan Tsunami meluluhlantakan Palu, sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.

Dengan kondisi psikis yang belum pulih, kontingen juga harus berjuang untuk bisa berangkat ke Sumatera Utara. “Saat itu tidak ada yang bisa melanjutkan perjalanannya karena gempa,” kenang Neni dengan mata berkaca-kaca, saat menunggu dimulai perlombaan cabang Musabaqoh Menulis Ilmiah Al Quran (M2IQ) golongan putri, Minggu (7/10/2018) di Akademi Pariwisata Gedung Sumeko Djajanegara Jalan RS Haji Pancing.

Ia juga mengungkapkan, di awal-awalnya semangat ketika akan berangkat ke Medan yang rencananya tanggal 3 Oktober.

Namun, karena kejadian gempa dan Tsunami, tidak ada pesawat yang lepas landas. Bahkan bandara dijadikan tempat pengungsian. “Kami sempat patah semangat karena sulit sekali berangkat. Tapi, syukurlah berkat kebijakan dan kemurahan hati Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, kami berangkat 4 Oktober,” terangnya. Kontingen Sulawesi Tengah menumpang pesawat Hercules bersama para pengungsi lainnya untuk keluar dari Palu ke Surabaya.

Selanjutnya dari Surabaya, mereka menumpang pesawat komersil menuju Sumatera Utara. Neni kemudian menjelaskan cabang lomba yang diikutinya yaitu Musabaqah Menulis Ilmiah Alquran lomba (M2IQ).

Dalam lomba dimaksud dia mengambil judul Mewujudkan Ketahanan Nasional Melalui Pembangunan Keluarga Sakinah Menurut Konsep Al Quran. “Karena anak dalam keluarga akan jadi generasi untuk negara,” pesannya.

Untuk lomba M2IQ ini, selain Neni juga ada Muhammad Anzar (21) di golongan putra.

Muhammad Anzar yang juga asal Sulawesi Tenggara, Palu mengatakan, ia kuliah di Universitas Tadulako jurusan Kesehatan Masyarakat semseter VII. “Rasanya bangga ikut lomba ini, puji syukur kepada Allah SWT. Ternyata saingan kita hebat hebat dan kita bisa belajar banyak,” ujarnya.

Menangkal Radikalisme dan Membangun Kesatuan Bangsa

Dalam lomba ini, ia membawakan judul tulisan, ‘Menangkal Radikalisme dan Membangun Kesatuan Bangsa yang Majemuk Menurut Konsep Al Quran.

Sementara pendamping Kafilah Sulawesi Tengah, Lukman (45) menyebutkan, mereka yang datang ada 55 orang dan 44 orang di antaranya peserta lomba.

Neni Kasmawati dan Muhammad Anzar juga berharap dengan kemampuan yang mereka miliki bisa menjadi juara dan mengharumkan nama Palu Sulawesi Tengah. “Pelayanan disini bagus, makanannya juga enak,” ungkap keduanya.