PEKANBARU - Pihak SMPN 18 Pekanbaru, Provinsi Riau, memberikan klarifikasi terkait insiden 56 siswa SMP-nya yang menyayat tangan mereka usai meminum minuman berenergi, Torpedo. Kepsek SMPN 18 Pekanbaru, Lily Deswita MPd menerangkan, awalnya pihak sekolah mengetahui sayatan di tangan salah satu seorang siswanya itu ketika tengah mengadakan razia telepon genggam yang dibawa siswa ke sekolah.

Langsung saja, siswa yang tangannya ada bekas sayatan tersebut dicecar pertanyaan oleh gurunya. Akhirnya, siswa itu mengaku telah menyayat tangannya karena mengikuti sebuah challenge berbahaya dari video yang mereka lihat di sosial media (Sosmed).

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, alangkah kagetnya sang guru tersebut karena mendapati ada 56 muridnya yang tangannya disayat.

"Kami khawatir dengan kondisi tersebut, jadi kami menghubungi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru," kata Lily di Pekanbaru, Selasa (2/9/2018).

Sementara itu, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BBPOM) Pekanbaru telah mengeluarkan surat bernomor: R-IN.06.03.94.09.18.2622, tentang tindak lanjut terkait isu minuman kesehatan merk Torpedo, tanggal 28 September 2018, dari hasil uji laboratorium minuman merk Torpedo negatif Benzodiazepim.

"Uji laboratorium terhadap sample minuman suplemen kesehatan tersebut dengan nomor batch 430DJ2017I09 dan 149DJ320H12, negatif Benzodiazepim," sebagaimana yang ditandatangani oleh Kepala BBPOM Pekanbaru, Mohamad Kashuri. ***