JAKARTA - Peristiwa penganiayaan yang dialami aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet hingga lebam-lebam disekujur mukanya oleh sekompok orang tak dikenal (OTK), membuat miris. Bahkan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dengan nada geram menyebut pelakukan betul-betul biadab.

"Mohon maaf ya, perempuan tua umur 70 tahun ada yang mukul sampai babak belur begitu, menurut saya itu biadab," kecam Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Karenanya, politisi dari PKS itu mendedak aparat kepolisian segera bertindak dan mencari para pelaku penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet itu.

"Ambil segera CCTV-nya, kejar orangnya, siapa orang yang telah melakukan penganiayaan itu. Itu pasti bajingan betul orangnya itu," kata Fahri lagi.

Bahkan, Fahri tidak mempersoalan motif dari penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, apa ada kaitannya dengan Pilpres 2019 atau tidak. Kata dia, apa yang dialami Ratna Sarumpaet adalah ancaman kepada kebebasan bedemokrasi di negara ini.

"Ibu Ratna itu adalah aktivis perempuan yang sangat vokal. Tapi tiba-tiba dia dianiaya kayak begitu. Menurut saya ini biadab dan ini harus dikejar pelakukan," tegas dia seraya menghatapkan perempuan-perempuan itu vokalnya seperti Ratna Sarumpaet.

Kata Fahri, jangan ada istilah lambat aparat dalam melakukan penanganan kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

"Kalau bisa, satu dua hari ini sudah ditangkap orang  nya itu. Nggak perlu ada laporan yang kayak begini," harapnya.

Sebab kalau tidak, ia khawatir teror semacam itu akan berlangsung, khususnya terhadap orang-orang yang suka berbicara kritis.

"Saya kalau kayak begini kan, juga temasuk bagian dari ancaman karena saya suka bicara terlepas siapa yang saya kritik. Tapi yang bicara kayak beginikan kan nggak boleh dilawan dengan kekerasan, harusnya dilindungi," tambah politisi dari NTB itu.

Menurut Fahri, seumur Ratna Sarumpaet pernah hidup di jaman Orde Lama, di jaman Orde Baru dan dalam transisi.

"Dan saya kira itu ancaman yang paling besar yang dia hadapi, ancaman fisik. Hampir mati orang seusia dia itu dianiaya seperti itu. Ini jahat betul. Manusianya itu pasti kebinatangannya lebih menonjol daripada rasa kemanusiaannya," pungkas Fahri Hamzah. ***