JAKARTA - Ratusan warga Jakarta Selatan pada Sabtu, 29 September 2018, menggelar Festival Muharam. Festival yang digelar di Kampung Rawajati, Pancoran, Jakarta, itu diisi dengan berbagai ragam kesenian dan budaya Betawi.

Selain masyarakat, acara itu dihadiri Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW), pesilat yang terhimpun dalam Asosiasi Silat Tradisi Betawi (Astrabi) dan ulama.

Dalam silaturahmi khas betawi itu dimanfaatkan oleh Astrabi untuk menyampaikan masalah dan aspirasi kepada HNW. Kepada HNW, mereka mengungkapkan keinginan agar silat diakui sebagai budaya asli Indonesia. "Kami meminta Unesco mengakui silat asli Indonesia", ujar wakil Astrabi.

Lebih lanjut dikatakan, silat sudah dipertandingkan di Asian Games. Sejak lama silat sudah diperagakan di negara-negara Eropa seperti Perancis. Diakui untuk mendapat pengakuan Unesco tak mudah, selain harus menyakinkan banyak negara, juga ada klaim Malaysia bahwa beladiri itu berasal dari sana.

Astrabi yakin silat dari Indonesia dengan alasan dilihat dari akar sejarah, Indonesia lebih unggul. Dicontohkan mayoritas sumber silat di Malaysia adalah keturunan Minang, Sumatera Barat.

Dalam pertemuan itu, Astrabi tak hanya mencurahkan masalah silat. Mereka mengharap agar bantuan dana pelestarian budaya Betawi dari Pemda Jakarta dipastikan mengalir ke yang berhak. Mereka mengaku masih banyak penggiat budaya Betawi yang swadaya tanpa bantuan dan perhatian pemerintah ketika melakukan kegiatan.

Apa yang disuarakan Astrabi disimak dan didengar serius oleh HNW. Wakil Ketua Badan Wakaf Ponpes Gontor itu dengan tegas mengakui silat budaya asli Indonesia.

Apa yang disampaikan Astrabi disebut salah satu bentuk mengingatkan pemerintah untuk memperjuangkan silat sebagai budaya asli Indonesia di Unesco. "Jangan pernah berhenti mengingatkan pemerintah", ujarnya.

Dikatakan di DPR ada komisi yang membidangi pendidikan, olahraga, dan budaya. Di lembaga ini, HNW siap memperjuangkan silat untuk diusulkan ke Unesco sebagai budaya Indonesia. Ditambahkan perlindungan budaya juga ada dalam UUD NRI Tahun 1945.

Bagi pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu memperjuangkan silat asli Indonesia tak cukup lewat pemerintah dan DPR. "Kita juga akan perjuangan lewat parlemen internasional", tuturnya. Dirinya optimis lewat organisasi parlemen antarbangsa sebab Indonesia aktif di sini.

HNW sependapat bila silat bukan dari Malaysia. "Kata silat itu dari Indonesia," jelasnya. Diungkapkan, bangsa ini sejak dulu menggunakan silat untuk melawan penjajah.

Perjuangan silat sebagai budaya asli Indonesia bagi HNW perlu diseriusi sebab olahraga ini telah mengangkat harkat dan martabat bangsa. "Separuh raihan emas Indonesia di Asian Games dari cabor silat," ujarnya.

Dirinya berharap dalam Asian Games selanjutnya, Indonesia bisa meraih emas dari silat lebih banyak lagi. Dirinya senang pada silat sebab olahraga ini membentuk karakter yang positif. Dikatakan tak ada pesilat yang mabuk-mabukan atau terlibat narkoba. "Artinya silat sebagai alternatif kegiatan positif bagi anak muda," pungkasnya. ***