LABUHANBATU - Hanya gara-gara ditegur untuk mematikan musik, seorang pemuda asal Desa Sei Sakkat, Dusun I, Gang Muhajiran, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhan Batu, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Jasad korban kali pertama ditemukan ayahnya, Ahmad Nasution (40) dan ibunya, Holijah Dalimunthe (35), Kamis (27/9/2018) sekira pukul 23.00, tergantung di sebuah pohon tak jauh dari kediamannya.

Informasi yang diterima, peristiwa ini berawal kemarin malam sekira pukul 22.30 WIB. Sang ayah korban menegur SN alias Sangkot (20) untuk mematikan musik dari HP miliknya mengingat sudah larut malam dan tidak enak ribut didengar tetangga.

Setelah ayah korban masuk ke kamar untuk tidur, kemudian ibunya melihat ke dalam kelambu tempat tidur anaknya. Akan tetapi, Sangkot tidak ada. Melihat ini, ibu korban memberitahukan ke ayah si korban dan selanjutnya mereka langsung mencari Sangkot.

Alangkah terkejutnya, keduanya menemukan anaknya sudah gantung diri di pohon Berombang dengan seutas tali nilon sepanjang 3 meter tepatnya di belakang rumah mereka. Ayahnya seketika histeris dan langsung memotong tali untuk menurunkan anaknya dari pohon. Akan tetapi, Sangkot sudah tidak bernyawa lagi.

Kapolres Labuhanbatu, AKBP Frido Situmorang ketika dihubungi melalui Polsek Panai Hilir, AKP Abdul Rahman, Jumat (28/9/2018) membenarkan informasi ini. "Benar, tadi malam kita mendatangi rumah korban dan jenazah korban sempat dibawa ke puskesmas terdekat," ujar Kapolsek.

Selanjutnya, petugas medis dari Puskesmas Kecamatan Panai Hilir melakukan pengecekan pada tubuh korban dan ditemukan luka bekas jeratan tali di leher dan kelamin mengeluarkan sperma. "Atas peristiwa tersebut, keluarga korban bermohon agar tidak dilakukan otopsi dan selanjutnya membuatkan surat pernyataan berhubung karena keluarga korban dalam hal ini bapak kandung menyatakan bahwa korban meninggal dunia murni gantung diri akibat depresi," tuturnya.