SEMARANG - Klub PSIS Semarang menjadi salah satu tim pendatang baru di Liga 1 2018 ini. Tim asal Semarang itu adalah peringkat ke-3 pada ajang Liga 2 2017 lalu. Berstatus sebagai tim promosi, Mahesa Jenar ternyata belum terlalu banyak menghadirkan hasil laga yang mengundang perhatian.

Di musim ini, PSIS terpaksa tidak dapat tampil di kandang sendiri di Stadion Jatidiri, Semarang karena tengah dalam tahap renovasi besar. Tim dengan warna kebesaran biru ini kemudian memilih ber-home base di Stadion Moch Soebroto, Magelang.

Penampilan PSIS di kasta tertinggi musim ini dimulai dengan kekalahan dari PSM 0-2 di Makassar. Setelah itu, tampil perdana di kandang sendiri musim 2018, dilalui dengan hasil imbang tanpa gol lawan Bali United.

Kemenangan perdana PSIS didapat saat pekan ke-4 dengan menang telak 4-1 dari PSMS Medan. Ini menjadi hasil manis bagi PSIS yang kala itu baru melalui pergantian pelatih dari Subangkit ke Vicenzo Alberto Annnese.

Namun sayang, grafik performa PSIS kemudian tak banyak memperlihatkan hasil yang meyakinkan. Hari Nur Yulianto dkk terus berkutat di papan bawah. Tidak hanya itu, zona merah degradasi nampaknya terus bagai menjadi perangkap yang sulit dilepaskan PSIS.

Bersama Mitra Kukar, PS Tira, Perseru Serui, Arema FC dan PSMS, tim yang kini dilatih oleh Jafri Sastra ini terus menjadi “pelanggan” papan bawah. Namun memasuki pekan ke-23 lalu, PSIS tampaknya sudah mulai beranjak lepas dari zona merah. Kemenangan 4-2 dari Perseru Serui membuat PSIS ada di peringkat ke-15 dengan 26 poin.

Namun ini masih jauh dari kata aman karena perolehan poin yang sangat ketat dengan tiga tim di bawahnya yakni PS Tira, Perseru dan PSMS. “Jika dapat terus menjaga dan meningkatkan konsistensi performa, kita optimistis PSIS dapat makin membaik pada laga-laga tersisa yang ada,” kata pelatih PSIS, Jafri Sastra. *