JAKARTA - Pada hari Minggu, 16 September 2018, masyarakat Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, berduyun-duyun menuju Desa Plumbon.

Hari itu di tengah sinar matahari yang cerah, di lapangan desa ada pertunjukan seni dan budaya, 'drumblek' dan 'rodat'.

Kesenian kreasi masyarakat di sana itu masih menjadi favorit warga meski ada hiburan yang baru dan popular.

'Drumblek' merupakan kesenian musik yang menggunakan instrument dari piranti yang ada di dalam rumah atau sekitarnya, seperti tong plastik, 'blek' (tempat roti yang berbentuk bulat), ditambah dengan alat musik yang berasal dari bambu.

Mereka memainkan alat-alat musik itu dengan berbaris dan berjalan sehingga mirip 'marching band'. Kemiripan dengan marching band, sebab 'drumblek' menyesuaikan diri dengan perkembangan budaya milienal.

Sedang 'rodat' adalah paduan suara yang dibawakan oleh sepuluh hingga dua puluh orang dengan lagu-lagu yang bernuansa religi yang mengajak semua untuk mengingat pada Allah. Seni seperti ini disebut sebagai media dakwah ummat Islam kepada masyarakat.

Hari itu 'drumblek' dan 'rodat' yang digelar tak sekadar menampilkan seni seperti biasanya. Pada pertunjukan yang dihadiri oleh ribuan orang itu, dua kesenian yang ada dipadu dengan acara Sosialisasi Empat Pilar MPR.

Tak heran bila di tengah masyarakat hadir anggota MPR dari Fraksi Nasdem Fadholi, Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, Kapolsek AKP Mustofa, Danramil Kapten Tarimo, Camat Suruh Bambang Arif Wijaya, dan Lurah Plumbon, Joko Waluyo.

Dalam sambutan, sebelum pertunjukan seni dimulai, Fadholi mengajak masyarakat untuk mengenal Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tungga Ika secara mendalam. Dalam pemaparan, pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah, itu mengurai secara detail nilai-nilai yang ada pada Empat Pilar.

"Pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara", paparnya.

"Semua itu harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.

Dijelaskan dengan acara ini selain untuk mensosialisasikan dasar dan ideologi negara, juga untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah sehingga tidak punah keberadaannya.

Dalam kesempatan yang sama, Siti Fauziah menyebut sosialisasi yang dilakukan oleh MPR ditempuh dengan banyak cara. "Salah satunya lewat 'drumblek' dan 'rodat'," ujarnya.

Perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu memuji dua kesenian itu sebab penuh kreatiftas dan perlu perpaduan beragam unsur. "Kerjasama yang mencerminkan dari Empat Pilar," tuturnya.***