MEDAN - Program Studi (Prodi) Linguistik S2-S3 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar seminar nasional dan workshop linguistik forensik pada 14-15 September 2018 di USU. Seminar nasional yang digelar di Gedung Pasca Sarjana USU pada Jumat (14/9) ini mengambil tema Peran Linguistik Forensik dalam Penegakan Hukum dan Keadilan di Indonesia.

Seminar menghadirkan sejumlah pemakalah dari berbagai kampus tanah air ini antara lain Prof. Dr. Subyantoro, M. Hum, (Universitas Negeri Semarang), Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. (Universitas Negeri Medan/Unimed), Prof. T. Silvana Sinar, Ph.D. (USU), Dr. Sawirman, M.Hum (Universitas Andalas Padang)., Susanto, M.A., Ph.D. (Universitas Bandar Lampung), Dr. Eddy Setia, M.Ed., T.E.S.P., (USU).

Seminar yang dihadiri 150 peserta mahasiswa pasca sarjana dari USU dan Unimed ini dibuka langsung oleh Dekan FIB USU Dr. Budi Agustono, M.S.

"Dalam kurun satu tahun terakhir ini banyak permintaan untuk menjadi saksi ahli dalam bahasa sehingga pihak FIB USU kewalahan untuk menyediakan tenaga ahli bahasa untuk melayani kepentingan kepolisian di wilayah hukum Sumatera Utara," katanya.

Pada kesempatan itu dilanjutkan dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Prodi Linguistik S2-S3 FIB USU dengan Universitas Bandar Lampung, Unimed dan Universitas Negeri Semarang.

Sementara, workshop linguistik forensik yang digelar di Gedung Pusat Bahasa USU, Sabtu (15/9), diikuti sekitar 30-an peserta dari mahasiswa S3 Unimed dan USU.

Sejumlah pemateri turut hadir dalam workshop sepertu Susanto, M.A., Ph.D. (Universitas Bandar Lampung), Dr. Sawirman, M.Hum (Universitas Andalas Padang) dan Deri Sis Nanda, Ph.D. (Universitas Bandar Lampung). Kegiatan workshop ini dibuka oleh Kaprodi Linguistik S2-S3 USU, Dr. Eddy Setia, M.Ed. T.E.S.P.

Eddy dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini nantinya dapat melahirkan penelitian baru dalam linguistik forensik. Bahkan saat ini kata Eddy, ada tiga mahasiswa program doktor USU sedang meniliti disertasi tentang linguistik forensik yang bertujuan untuk kepentingan akademik, instansi pemerintah dan masyarakat.

"Dan juga diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan tulisan ilmiah linguistik forensik dalam bentuk 'bunga rampai' (makalah)," tuturnya.

Sementara Ketua Panitia seminar nasional dan workshop, Dr. Thyrhaya Zein, M.A. mengharapkan serangkaian kegiatan ini menghasilkan kajian-kajian linguistik forensik. "Apalagi dari workshop ini telah diberikan ilmu tentang penerapan metode penelitian," pungkasnya.