SOLO –Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) National Paralympic Committee, Waluyo mengakui tidak gampang mencapai target Kontingen Para Games Indonesia masuk dalam peringkat enam besar pada Asian Para Games III yang akan digelar di Jakarta, 6-13 Oktober 2018. Namun, dia optimis target tersebut bisa terwujud jika melihat perkembangan prestasi paralympik Indonesia.  

“Saya optimis target enam besar di Asian Para Games III/2018 itu bisa terwujud Apalagi, kita memiliki peluang meraih medali emas di 10 cabang olahraga,” kata Waluyo pada acara Media Gathering, Indonesia 2018 Asian Para Games III di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/9/2018).

Beratntya persaingan, kata Waluyo, 18 cabang olahraga yang dipertandingkan berafiliasi pada cabor yang dipertandingkan pada Paralympic Games Tokyo 2020. Dan, Asian Para Games III ditetapkan International Paralympic Committee (IPC) sebagai salah satu kualifikasi menuju Paralympic Tokyo. “Keputusan IPC  menjadikan Asian Para Games III sebagai babak kualifikasi Paralympic Tokyo 2020 itulayh yang menjadi penyebab ketatnya persaingan. Seluruh negara peserta dipastikan akan mengirimkan atlet para game terbaiknya,” jelasnya.

Dilihat dari perkembangan prestasi atlet para games Indonesia memang cukup menggembirakan. Pada Asian Games I di Guangzhou, China 2010, Indonesia menempati peringkat ke-14 dengan mengoleksi 1 emas , 5 perak, dan 5 perunggu. Dan, pada Asian Para Games II di Incheon, Korea Selatan 2014, Tim Garuda dengan kekuatan 70 atlet para games mampu melejit ke peringkat kesembilan dengan 9 emas,11 perak, dan 18 perunggu.  

“Saya prediksi Indonesia bakal mampu menempati peringkat keenam dengan jumlah 16 medali emas. Posisinya adalah China akan tetap menjadi juara disusul Jeoang, Iran, Korea Selatan (Korsel), dan Uzbekistan.Pembinaan atlet para game di lima negara itu sangat bagus. Bukan hanya dilengkapi dengan peralatan standar internasional, tapi mereka secara rutin mengirimkan atlet para gamesnya kompetisi pada ajang internasional,” jelasnya.

Berbicara mengenai jumlah kontingen Asian Para Games Indonesia, Waluyo menyebut sebanyak 300 atlet para games yang sudah dipersiapkan. Namun, dia belum bisa menggaransi seluruh atlet para games tersebut bisa tampil.  “Jumlah itu tidak permanen. Bisa saja berkurang jumlahnya karena mereka harus melewati fase klasifikasi,” tegasnya.

Fase Klasifikasi

Direktur Klasifinasi INAPGOC, Christofer Muliadi Siagian yang juga hadir pada acara media gathering menjelaskan seluruh atlet para games yang akan tampil di Asian Para Games (APG) memang harus melewati fase klasifikasi. Fase klasifikasi ini mengecek kondisi tubuhnya sesuai dengan klasifikasi nomor yang digeluti atau tidak. Di sini, katanya, akan ditentukan atlet para games bisa tampil jika benar-benar qualified. Fase ini dilakukan dua hari sebelum APG dilaksanakan pada 6-13 Oktober mendatang.

“Bisa dikatakan, pertarungan di APG dimulai sejak klasifikasi, bukan saat pertandingan. Di fase klasifikasi, atlet bisa saja tidak turun di nomor yang telah dipersiapkan dalam latihan karena impairment-nya atau bahkan gagal bertanding, hanya jalan-jalan saja,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, kata Christopher, pihak INAPGOC mendatangkan clasifier dari federasi internasional masing-masing cabang olahraga untuk mengecek klasifikasi setiap atlet Indonesia.

Di AGP III/2018, sebanyak 18 cabang olahraga dipertandingkan dengan total emas 568. Dari 2.888 atlet para games Indonesia, 1.000 di antaranya akan menjalani klasifikasi yang 30 persen di antaranya atlet penyandang tuna netra.