JAMBI - Pada Selasa, 4 September 2018, Sekretariat Jenderal MPR RI bekerjasama dengan SMA Negeri 5 Jambi menggelar acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui Festival Seni Budaya antar SMA Se-Provinsi Jambi.

Sosialisasi itu, mengangkat tema "Melestarikan Seni Budaya, Merawat Kebhinnekaan Kita", menampilkan beragam kesenian yang diikuti oleh ratusan pelajar se-Jambi, bertempat di lapangan SMA Negeri 5, Jl. Arif Rahman Hakim No. 50 Kota Jambi.

Acara Festival ini dihadiri oleh M. Syukur (anggota MPR dari unsur DPD) yang mewakili pimpinan MPR RI. Dalam kesempatan itu tampak pula Djoni Rolindrawan, Neng Eem Marhamah Zulfa, (Anggota Banggar MPR RI), Fachrori Umar, (Plt. Gubernur Jambi), Irjen Pol. Muchlis (Kapolda Jambi), Agus Hariyanto (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi), Harun Sohar (Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kota Jambi) dan Siti Fauziah (Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal MPR RI) serta ratusan pelajar SLTA Se-Jambi.

Dalam sambutanya sebagai panitia pelaksana acara sosialisasi ini, Siti Fauziah bertanya mengapa sosialisasi Empat Pilar dilakukan lewat pentas seni dan budaya?

Kepala Biro Humas itu menerangkan bahwa cara yang paling tepat untuk anak anak muda adalag melalui pentas seni dan budaya. "Karena anak muda itu mengalir darah seni," ujarnya.

Dengan pentas seni dan budaya kata Fauziah, para pemuda sudah menunjukkan perilaku Empat Pilar.

Yang dimaksud Siti Fauziah bahwa dalam mempersiapkan acara hingga pelaksanaan, para pelajar telah berperan serta aktif dalam ikut melestarikan budaya.

"Dengan melestarikan budaya, itu merupakan bagian sikap dan perilaku Pancasila," paparnya.

Selain dapat melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya itu, kegiatan bersama seluruh pelajar telah menunjukkan bahwa generasi muda juga mengimplementasikan nilai Pancasila yang lain, yakni Persatuan.

"Meski para siswa beragam dan berasal dari berbagai sekolah, namun semua bisa bersatu dengan seni," tandasnya.

Menurut Siti Fauziah, Sosialisasi Empat Pilar akan mengena bila dilakukan dengan berkesenian. "Lewat pesan saat berkesenian bahasanya lebih mudah dimengerti," paparnya.

Sementara itu, Mewakili Pimpinan MPR RI, M. Syukur dalam sambutannya mengatakan, alasan sosialisasi Empat Pilar diadakan di lapangan SMA Negeri 5, Kota Jambi, karena di sekolah ini bisa dijadikan contoh bagaimana nilai Bhinneka Tunggal Ika bisa hidup. "Budaya Bhinneka Tunggal Ika ada di sini," ujarnya dengan bangga.

Kepada para wartawan yang meliput acara ini M. Syukur mengungkapkan, bahwa ketika dirinya menonton televisi di banyak tempat sering terjadi tawuran antar siswa dan terlibat narkoba. "Tapi di SMA Negeri 5 hidup damai meski beragam," ungkapnya.

Karena itulah, M. Syukur akan menjadikan SMA Negeri 5, Kota Jambi sebagai contoh buat sekolah lain. "Ini perlu kita rawat dan jaga," ucap anggota DPD dari Jambi itu.

Lebih lanjut dikatakan, kita berkumpul di sini menunjukkan bahwa para siswa mampu bersatu tanpa memandang asal sekolahnya. "Siapapun yang ada di sini adalah pelajar Indonesia," paparnya lagi.

Untuk itulah dirinya mengajak pada semua pelajar untuk dapat menjauhi narkoba dan mari berperilaku menggunakan sosial media dengan kegiatan yang positif. "Kita jauhkan bicara perbedaan. Saya ingin para pelajar Jambi ke depan lebih baik," harap M. Syukur.

"Lewat seni dan budaya kita bangun nilai-nilai Empat Pilar," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama Kapolda Jambi Irjen Pol. Muchlis dalam sambutanya menyoroti masalah narkoba yang sekarang ini sedang memasuki masa darurat khususnya di wilayah Jambi, oleh karena itu ia menyarankan agar kaum muda para pelajar untuk berperilaku positif saat menggunakan media sosial agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.

"Dengan mengikuti sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini Kapolda dan juga alumni SMAN 3 Jambi ini berharap agar para pelajar dapat mamaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, untuk dapat menjaga harkat dan martabat baik untuk pelajar sendiri maupun keluarganya," ujar Muchlis.

Selanjutnya saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara ini Plt. Gubernur Jambi Fachrori Umar menegaskan bahwa sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan bagaimana cara berbangsa dan bernegara yang benar.

Diungkapkannya, pemimpin harus mempunyai jiwa seni dan budaya. "Bila mempunyai seni dan budaya, kita tak akan melakukan hal-hal yang negatif," demikian jelas Fachrori. ***