JAKARTA – Terkuak penyebab kegagalan Tim Tinju Indonesia meraih target 1 medali emas yang dibebankan pemerintah pada Asian Games XVIII. Pada pertandingan tinju Asian Games yang digelar di Hall C JIExpo Kemayoran, 24 September hingga 2 Oktober 2018 itu, pasukan Adi Suwandana hanya mampu meraih 2 medali perunggu setelah petinju wanita Indonesia Huswatun Hasanah dan petinju pria, Sunan Agung Amoragam terhenti di babak semifinal.

Sebenarnya, kata Adi Suwandana, kekalahan ini tidak perlu terjadi bilamana program pelatnas dijalankan sesuai yang telah disusun. Faktanya, beberapa program uji coba internasional yang diajukan tidak terpenuh. Sebanyak 10 petinju terdiri dari 7 putra dan 8 putri yang memperkuat Tim Tinju Indonesia hanya menjalani uji coba pada India Open 2018.

“Rata-rata petinju Indonesia yang tampil masih kurang jam terbang internasional sehingga sering kesulitan menghadapi lawan. Huswatun dan Sunan Agung yang hanya menjalani sekali uji coba internasional  meraih perunggu itu sudah bagus,” katanya saat ditemui usai pertandingan semifinal.  

Ke depan, kata Adi Suwandana, permasalahan yang mengganjal prestasi petinju ini tidak perlu terjadi. Apalagi, SEA Games akan digelar di Manila tahun depan kemudian dilanjutkan dengan Olimpiade Tokyo 2020. Selain pelatnas tinju tidak boleh terputus, program uji coba internasional bisa diperbanyak.

“Tantangan di SEA Games Manila 2019 itu cukup berat mengingat tuan rumah Philipina menjadikan tinju sebagai cabang andalannya. Jadi, persiapan harus lebih matang lagi untuk bisa meraih prestasi lebih baik ke depan,” katanya.

Apa yang disebut Adi Suwandana ini juga diakui Sunan Agung dan Huswatun. Kedua peraih perunggu ini mengaku kesulitan menghadapi lawan yang lebih berpengalaman. “Saya gagal melangkah ke final karena tidak mampu mengatasi petinju Thailand, Sudaporn Seesonde yang kidal. Ini baru pertama kali saya bertemu dengan petinju kidal. Ke depan, saya memang butuh pengalaman bertanding internasional dengan petinju berbagai tipe,” kata Huswatun.

“Saya sangat mengenai petinju Uzbekistan, Mirazizbek MIrzakhalilov karena sempat menjadi sparring partner saat Trainning Camp di Ukraina. Namun, dia bisa dengan cepat membaca strategu yang s;aya terapkan. Yah, saya kalah pengalaman bertanding,” kata Sunan Agung yang bertekad untuk bisa tampil di Manila dan Tokyo.