PEKANBARU - Kapolda Riau Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo tiba-tiba menyambangi kantor Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Jalan Gajahmada, Senin (27/8/2018), tepat sehari setelah peristiwa penghalangan aktifis #2019GantiPresiden, Neno Warisman di pintu keluar Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Minggu (26/8/2018) kemaren.

Kapolda sampai di kantor LAM sekitar pukul 07.45 pagi didampingi sejumlah Pejabat Utama Polda Riau. Informasi yang diperoleh, kunjungan tersebut merupakan silaturahmi selaku pejabat baru di Riau.

Kunjungan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Brigjen Widodo Eko Prihastopo ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) diterima baik Ketua LAMR, Datuk Seri Syahril Abubakar.

Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, kedatangan Kapolda Riau ke balai adat itu merupakan kunjungan biasa, lantaran Kapolda Riau yang baru ini baru saja ditugaskan di Riau untuk mengantikan Irjen Pol Nandang.

"Kapolda Riau silaturrahmi ke LAMR cuma sebentar. Tak cukup waktu untuk dialog," kata Datuk Seri Syahril Abubakar.

Ia mengatakan, bahwa waktu sowan tadi pagi sangat terbatas karena Kapolda Riau yang baru ada agenda lagi."Karena ada agenda lagi (jadi sebentar, red)," tuturnya.

Sementara itu Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, Senin siang mengatakan Kapolda Riau sudah bersilaturahmi dengan LAM Riau.

Sebelumnya LAM Riau juga sudah mengeluarkan keterangan pers yang disampaikan ke sejumlah media itu disampaikan Ketum MKA Datuk Seri H. Al azhar dan Ketum DPH Datuk Seri Syahril Abu Bakar, terkait penolakan aktifis #2019GantiPresiden, Neno Warisman, Minggu (26/8/2018). Enak pernyataan sikap LAM Riau adalah:

1.  Kejadian itu tidak mencerminkan nilai-nilai adat dan budaya Melayu yang sepatutnya dihormati dan dijunjung tinggi semua orang di Provinsi Riau ini; di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

2. Untuk pencederaan atas nilai-nilai itu, semua pihak yang terbabit langsung dengan kejadian tersebut patut introspeksi, dengan mengedepankan hati nurani dan kejernihan akal budinya, tanpa terbawa kepentingan politik apapun. 

3.  Kepada pihak-pihak yang datang meminta petuah ke LAM Riau sebelum kejadian itu, pimpinan LAM Riau sudah mengingatkan, apa pun bentuknya, hendaklah tetap di koridor hukum dan peraturan perundang-undangan, dengan cara-cara jalur yang santun, beradab, dan bermartabat.

4. Mari kita hormati perbedaan-perbedaan pilihan politik sesama kita; kita kelola dengan akal budi, dalam semangat harmoni sosial yang selama ini mampu kita jaga-pelihara.

5. Untuk aparat keamanan, kalau diperlukan ke depan, aparat keamanan perlu mengembangkan sikap musyawarah dengan para pihak dan tidak menang-menangan.

6. Masyarakat adat dan kelembagaan adat jangan terprovokasi oleh hal-hal yang mencederai harmonisasi kemasyaratakatan.  ***