JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) diam-diam rupanya melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara siang tadi. Agenda itu dibenarkan oleh Ketua DPP PAN Yandri Susanto.

Namun menurut Yandri, pertemuan itu kata dia bukan mengatasnamakan sebagai Ketua Umum PAN. Melainkan sebagai Ketua MPR.

"Ya sebagai ketua MPR saja. Bukan Ketum PAN," ujar Yandri saat dikonfirmasi, Selasa (7/8).

Menurut Yandri, keduanya memang membahas persoalan politik. Namun bukan mengenai bergabung ke koalisi Jokowi. Pertemuan itu untuk membicarakan bahwa dalam waktu dekat PAN bakal mengadakan rakernas memutuskan capres dan cawapres yang mereka usung.

"Karena kan lusa ada rekernas PAN untuk mengambil keputusan," katanya.

Namun demikian Yandri menegaskan, kedatangan ketua umumnya bukan untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Sikap politik PAN sudah jelas bakal mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang. "Peta sudah jelas ya, kita Insya Allah ke Prabowo," ungkapnya.

Namun dukungan PAN tersebut tentunya bersyarat, yakni Prabowo harus menggandeng Zulkifli Hasan sebagai cawapresnya, karena itu mandar dari rakernas PAN sebelumnya. Sebab menurut Yandri apabila Prabowo menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, sudah pasti PAN tidak akan setuju.

"Ya kami tidak setuju, itu sudah pendapat umum dari seluruh provinsi (DPW)," katanya.

Sehingga saat ini dikatakan Yandri, PAN sedang mengusahakan Prabowo Subianto memilih cawapres bukan dari partai politik. Misalnya menggandeng Ustaz Abdul Somad.

"Saya yakin kalau UAS (Ustaz Abdul Somad) mau, partai-partai laun bisa menerima sebagai jalan tengah," pungkasnya.

Sebab menurut Yandri, kemungkinan partai pendukung Prabowo Subianto tidak menemui titik temu untuk memilih cawapres. Misalnya PAN tetap mengajukan Zulkifli Hasan, Demokrat lewat AHY dan PKS menunjuk Salim Segaf Al Jufri.

"Jadi win win solution ya UAS (Ustaz Abdul Somad)," pungkasnya.***