TEBINGTINGGI - Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) Pengembangan Sektor Pertanian Kluster Padi Organik, Horti Organik, Perikanan, Peternakan dan Olahan Turunannya antara Kabupten Serdang Bedagai dan Kota Teningtinggi merupakan komitmen jitu guna menjaga kemandirian pangan lokal.

Demikian Direktur Kebutuhan Barang Pokok Kemenperindag RI Ninuk Rahayu Ningrum saat hadir dalam pelaksanaan Pembukaan Tebingtinggi Agri Market & Pameran Flora Fauna TAM-PFF ke-5 Tahun 2018 Lapangan Merdeka Kota Tebingtinggi.

Baiknya penyelenggaraan pelaksanaan Otonomi daerah , menurut Kementrian sektor Perdagangan itu, menjadi kemudahan dalam meningkatkan kesejahteraan para petani, peternak hingga nelayan serta masyarakat lokal di sana.

Targetnya, masyarakat akan menjadi generasi berguna bagi pembangunan negara dalam menjamin stabilitas pangan.

Kedepannya masyarakat akan menjadi generasi yang sangat berguna bagi pembangunan di negara kita dan membuat stabilitas pangan terjamin.

“Upaya ini untuk menjaga alih fungsi lahan sejalan banyaknya alih fungsi di daerah jawa juga mendapat apresiasi dari Kementerian.” dukungnya.

Dihadapan undangan yang hadir, diantaranya Direktur Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) Mojokerto Suroso, Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provsu M. Azhar Harahap selaku mewakili Pj. Gubsu, Bupati Sergai Ir. H. Soekirman, Walikota Tebingtinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM beserta Forkopimda, perwakilan BI Wilayah Sumut, OPD, Camat, Lurah se-Kota Tebingtinggi, Ninuk mengatakan bahwa MoU ini diharapkan menjadi pilot project bagi daerah lain , sehingga kemandirian pangan lokal dapat tercapai, guna menciptakan stabilisasi dan kemandirian pangan semakin dapat terwujud.

“Kita menyatakan siap memfasilitasi pemasaran produk pertanian asal Tebingtinggi dan Kab Sergai.” Jelasnya.

Ungkapan rasa syukur juga dihaturkan Bupati Sergai Ir. H. Soekirman malam itu. Pihaknya Menegaskan , bahwa kedua daerah masuk dalam status kawasan surplus beras.

“Bukan alasan jika ada suatu daerah berniat menjual produknya, itu menandaka bahwa daerah itu memiliki kelebihan komoditi lokalnya,” jelas Bupati itu.

Dalam forum Sustainable Development , berbagai negara sepakat untuk menekan target no poverly and ni hungry atau terhindar dari kemiskinan dan kelaparan.

Perbaikan dalam sistem mulai tanam, tata air, kelembagaan , kemasan hingga pemasaran menjadi langkah utama Dalam peningkatan mutu dan kualitas untuk mewujudkan healty food beras organik.

Usia 14 tahun Kabupten Seragai tahun dan 101 bagi kota Tebingtinggi akan membuat daerah lain menyusul bersama bersatu dalam produk beras sehat organik menuju pencerahan bagi petani lokal.

“Saya berkeyakinan dengan kerjasama ini akan disusul daerah lain, bersatu kita menciptakan satu produk beras sehat organik, akan membawa kecerahan bagi petani di daerah, kita dari pemerintah akan perhatikan itu, sebagai dukungan untuk menciptakan kredible beras berkualitas tinggi , kalau bisa titik ekspor manca negara pun kita lakukan,” tegas Soekirman.

Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM menegaskan MoU tersebut merupakan bentuk karya nyata dalam peningkatan kualitas pertanian melalui peluang pengembangan kluster pertanian organik.

Pihaknya mengapresiasi keberhasilan Kabupten itu. Kendati berusia 14 tahun, kabupaten tetangga itu sudah mampu melabelisasi hasil pertanian dengan sertifikat organik dari kelembagaan terpercaya berstara nasional.

“Tentu kita ingin kluster organik ini nantinya dapat berkembang dengan baik. Dan agar hal tersebut dapat terwujud, kita harus bersatu padu, menyamakan persepsi dan tata kelolanya,“ jelasnya.

Kerjasama peningkatan kualitas tanaman pangan dan holtikultura menjadi tanaman organik menjadi sangat penting dan strategis bagi generasi muda, untuk memperoleh asupan makanan dan sayuran yang berasal dari proses yang sehat.

Session penyerahan sertifikasi organik malam itu, diharapkan menjadi pemacu keberhasilan.Pihak Kementrian pun tak luput dari harapan Pemerintah lokal untuk membantu pemasaran produk tersebut.

Begitu juga dengan sebuah Assosiasi berlabel APINDO. Panglima tertinggi kota itu juga meminta, agar Assosiasi Pengusaha Indonesia itu dapat membantu memasarkan produk tersebut, untuk mewujudkan kemandirian pangan masyarakat Indonesia.

Bergandeng bersama Pemkab Sergai, Tebingtinggi siap menjadi kota organik sekaligus menjaga kelestariannya. Walau memiliki lahan pertanian minim, Walikota Umar berkomitmen akan terus menjaga kondisi itu, seiring pesatnya perkembangan zaman.

Pj. Gubsu Eko Subowo yang diwakili Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provsu M. Azhar Harahap Mengatakan Kegiatan ini sangat strategis dan bermanfaat dalam upaya mendukung kemandirian pangan di Sumut.

Hal ini sangat mendukung kondisi kita untuk membuat agro bisnis dari hulu ke hilir, sejalan dengan pasar bebas yang berlaku saat ini, maka dituntut harus dapat meningkatkan mutu dan kualitas produk kita sendiri.

Jika tidak, maka produk kita tidak akan bisa dijual kedaerahan lain, sehingga kita akan menjadi penonton dinegeri sendiri. Kami dari Pemprovsu akan mendukung segala kegiatan yang seperti ini, dan siap membantu dalam hal distribusi serta pengawasan terkait pertanian organik tersebut.

Saat ini terdapat lebih dari 1.000 kelompok pertanian organik, namun baru ada 33 yang lulus sertifikasi itu.

“Penyerahan serifikasi organik dari LeSOS kepada Tebing Tinggi menobatkan bahwa kota lemang telah memiliki sertifikasi “ jelas Eko.

Seiring dengan pola konsumsi masyarakat dunia yang back to nature (kembali kepada yang alami), mari kita manfaatkan peluang tersebut dengan menggalakkan pertanian organik dengan tentunya mengutamakan peningkatan kualitas dan mutu produk pertanian kita tersebut.

Kegiatan Tebingtinggi Agri Market & Pameran Flora Fauna TAM-PFF ke-5 Tahun 2018 dilaksanakan mulai tanggal 4 hingga 10 Agustus 2018 dan diikuti 36 stand yang berasal dari instansi dan stakeholder lokal dan regional. ***