JAKARTA- perusahaan teknologi edukasi dengan fokus pada online learning dari Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 2013 secara resmi meluncurkan Pintaria. S ebuah  membantu masyarakat Indonesia yang ingin meningkatkan pendidikan dan keahlian demi percepatan karir dan taraf hidup yang lebih baik. Pintaria diluncurkan langsung oleh Novistiar Rustandi, CEO sekaligus Co-founder dari  HarukaEDU, melalui konferensi pers di Jakarta (24/7). Saat ini, Indonesia kekurangan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian yang dibutuhkan industri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, dari 115 juta pekerja di Indonesia, hanya 8% yang memiliki gelar sarjana. Sementara itu, tuntutan akan tenaga kerja Indonesia di era digital ekonomi semakin tinggi dengan adanya digitalisasi, otomasi dan kecerdasan buatan.

Dikutip dari  sebuah studi yang dilakukanoleh McKinsey Global Institute, (Skill Shift Automation and the Future of the Workforce, McKinsey Global Institute, Mei 2018), kebutuhanhigher cognitive skills dan technological skills akan meningkat sebesar masing-masing 8% dan 55% pada tahun 2030 dibanding tahun 2016.

Selain itu, permintaan terhadap tenaga kerja kompeten dan memiliki keahlian di Indonesia akan meningkat pesat hingga 113 juta orang pada tahun 2030 sehingga menyebabkan kekurangan tenag akerja ahli sebesar 9 juta (The archipelago economy: Unleashing Indonesia’s potential, McKinsey Global Institute, 2012).

Keinginan untuk meningkatkan pendidikan dan keahlian diantara angkatan kerja di Indonesia sebenarnya cukup  tinggi.  Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Haruka EDU mengenai pendidikan tinggi yang diselenggarakan pada bulan April 2018 terhadap 1.521 responden dengan rentang usia 18-35 tahun, sebanyak 69% responden lulusan SMA/SMK ingin melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar sarjana dan  sebanyak 41% tertarik pada pembelajaran online.


Survey oleh  Haruka EDU ini juga menunjukkan  bahwa alasan terbesar masyarakat yang ingin meraih gelar sarjana adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.Sementara, hambatan terbesar untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi adalah  biaya yang tinggi dan kesulitan untuk mengikuti  program kuliah reguler karena jadwal kerja yang tidak memungkinkan untuk pergi ke kampus setiap hari/malam. 

Menanggapi hal tersebut, Novistiar mengatakan, “Sudah saat nya  dunia pendidikan beradaptasi dengan percepatan teknologi informasi, dimana masyarakat bisa menempuh pendidikan tinggi dan meningkatkan keahlian secara fleksibel, terjangkau, namun tetap berkualitas.”Pintaria adalah online platform untuk pendidikan dan pelatihan. Di Pintaria, pengguna dapat mempelajari berbagai macam profesi yang sedang dibutuhkan oleh industri, lengkap dengan deskripsi pekerjaan dan standar gaji, pendidikan dan keahlian yang diperlukan. lowongan pekerjaanyang tersedia, dan berbagai program kuliah serta pelatihan (training) yang dapat memberikan pendidikan dan keahlian yang relevan.

Salah satu program penting yang tersedia di Pintaria adalah program kuliah blended learning. Berbeda dengan kuliah online, pada kuliah blended learning, proses pembelajaran dilakukan  dengan metode campuran online dan offline (tatap muka). “Program kuliah blended learning menawarkan jadwal kuliah yang lebih fleksibel sehingga mahasiswa bisa tetap meraih gelar sarjana di sela-sela kesibukan bekerja. Selain itu, program ini menawarkan kelebihan dibandingkan kuliah online karena masih  memberikan kesempatan kepada mahasiswa   dan dosen untuk berinteraksi secara langsung pada saat kuliah tatap muka” ujarNovistiar.

Metode  kuliah blended learning dapat menjadi solusi cerdas yang tidak hanya memberikan kemudahan dari sisi    biaya, namun juga dari sisi waktu dan  jarak   “Banyak dari perguruan tinggi swasta tersebut memberikan kemudahan pembayaran biaya kuliah dengan cara dicicil mulai dari  Rp 700 ribuan per bulan,” tambah Novistiar.

Adapun perguruan tinggi swasta mitraPintaria yang menyelenggarakan program kuliah blended learning adalah Institut Teknologi  HarapanBangsa (ITHB), PPM Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI), Sekolah Tinggi Manajemen (STM) Labora, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Universitas Krisna dwipayana (UNKRIS), Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Universitas MH Thamrin (UMHT), Universitas  Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), danUniversitas Sahid (USAHID).


“Kami berharap Pintaria dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia melalui program kuliah  blended learning serta pelatihan yang ditawarkan. Kami juga berharap melalui lingkungan pembelajaran berbasis online, semakin banyak masyarakat yang bisa meraih gelar sarjana,” pungkas Novistiar.