MEDAN - Medan Tourism Video Contest 2018 memasuki tahap penjurian, Minggu (1/7/2018). Dewan juri independen berlatar akademisi, praktisi, budayawan dan sejarawan, bersidang di Executif Meeting Room Garuda Plaza Hotel hingga Senin (2/7/2018). “Medan Tourism Video Contest 2018 ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi Ke-428 Kota Medan, yang jatuh pada hari ini. Tujuannya tak lain untuk merangsang berkembangnya sektor ekonomi kreatif, khususnya videografi, serta menjadi sarana promosi objek maupun daya dukung pariwisata di Kota Medan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono, sebelum menyerahkan Surat Keputusan (SK) Dinas Pariwisata Kota Medan tentang Penunjukan Dewan Juri dan membuka secara resmi sesi penjurian.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan Anak Deli Organizer itu melibatkan puluhan warga Medan dari kalangan jurnalis dan penggiat videografi. Kepesertaan mereka dibagi menjadi dua kategori, yakni umum dan jurnalis.

Hingga akhir masa pendaftaran, terdapat 33 video yang disertakan untuk kategori umum. Sebagaimana disyaratkan, keseluruhan video untuk kategori umum telah di-upload di media sosial, terhitung mulai Januari 2018 hingga akhir masa pendaftaran. Sedangkan para jurnalis menyertakan 16 video liputan pariwisata, yang telah ditayangkan di media masing-masing dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2018.

Masing-masing peserta untuk kedua kategori tersebut memperebutkan total hadiah Rp50 juta. Rinciannya, Juara I Rp12 juta, Juara II Rp8 juta dan Juara III Rp5 juta. Seluruh peserta diundang untuk menghadiri langsung acara penutupan Medan Tourism Video Contest sekaligus pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah di Santika Dyandra Hotel, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Selasa (3/7/2018) dimulai pukul 13.00.

Agus Suriyono menambahkan, pihaknya menunjuk dewan juri berdasarkan track record dan independensi selama ini. Selain itu, dewan juri juga dipandang tepat mewakili beragam unsur yang berhubungan dengan tema dan tujuan lomba.

Dewan juri yang ditunjuk berjumlah lima orang. Mereka adalah Sejarawan Universitas Negeri Medan (Unimed), DR Phil Ichwan Azhari; Praktisi Kepariwisataan sekaligus Civitas Akademi Kepariwisataan (Akpar) Medan, DR. Ir. Femmy Dalimunthe; Budayawan/Ketua Majelis Kesenian Medan, Ch. Susilo Sakeh; Jurnalis Senior Televisi/Tenaga Ahli Dewan Pers Wil Sumut, Syaiful Anwar Lubis; dan Sutradara Film Onny Kresnawan.

Agus Suriyono juga mengungkapkan, penjurian Medan Tourism Video Contest didasari berbagai aspek, di antaranya estetika, budaya, kearifan lokal, keberagaman agama, dan sejarah. Dan, penilaian atas seluruh aspek tersebut menjadi otoritas penuh dewan juri.

“Sebagaimana telah kita syaratkan, Dinas Pariwisata Kota Medan nantinya berhak menduplikasi dan mengedit sesuai kebutuhan atas video yang menjadi pemenang. Kita akan menjadikan video-video tersebut sebagai sarana promosi digital untuk menumbuhkan sektor kepariwisataan Kota Medan Kita akan menduplikasinya menjadi dua versi bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Inggris,” tukasnya.

Terkait kegiatan lainnya yang dalam rangkaian peringatan HUT Ke-428 Kota Medan, Agus mengungkap Dinas Pariwisata Kota Medan juga menggelar Medan Great Sale 2018. Sehingga, wisatawan maupun warga Medan dapat menikmati seluruh objek wisata di Kota Medan, berikut, dengan diskon spesial. Diskon juga dapat dinikmati untuk beragam jenis produk di pusat-pusat perbelanjaan modern, restoran, hotel dan tempat hiburan keluarga. Medan Great Sale ini berlaku mulai 1 hingga 8 Juli 2018.

Sementara itu, Dr Phil Ichwan Azhari yang oleh para juri desepakati sebagai Ketua Dewan Juri, mengakui video merupakan sarana promosi wisata efektif. Menurutnya, video yang diperlombakan harus memiliki aspek sejarah yang benar.

"Narasi sejarah di dalam video itu harus benar. Sehingga tidak menimbulkan kerancuan bagi yang menontonnya," paparnya.

Dia kemudian mencontohkan Istana Maimun. Berdasarkan sejarah, Istana Maimun itu bukan kediaman kesultanan, melainkan ruang pertemuan dan tempat menjamu tamu.

"Karena, kediaman kesultanan itu terdapat di belakang Yuki. Itu yang sudah terbakar. Selama ini, yang masyarakat tahu, Istana Maimun jadi kediaman kesultanan. Jadi, narasi sejarah itu jangan salah," jelasnya.

Menurut Dr Phil Ichwan Azhari, sejarah Kota Medan menjadi aspek yang sangat penting terdapat dalam video yang diperlombakan. Mengingat, sejarah Kota Medan menjadi hal yang layak dijual untuk mempromosikan pariwisata Kota Medan.

Dalam catatan panitia, video-video yang diperlombakan untuk kategori jurnalis berasal dari TV One, Efarina TV, DAAI TV dan Toba TV. Sedangkan kategori umum diikuti kalangan komunitas film, maupun vlogger. *