NASIB ya nasib, begitulah nasib Partai Politik yang dipimpin Megawati dan Prabowo. Menurut hasil Quick Count berbagai Lembaga Survey pada Pilkada serentak 2018, calon-calon yang diusung PDIP dan Gerindra di Provinsi-provinsi strategis tersungkur seperti halnya Timnas Jerman yang harus menanggung malu di Piala Dunia 2018 ini.

Bagaimana tidak? Timnas Jerman yang statusnya sebagai juara dunia 2014 dan sangat diunggulkan, justru harus tersingkir pada babak kualifikasi grup. Dan yang sangat menyakitkan, Timnas Jerman tersingkir setelah dikalahkan Korea Selatan 2-0. Sebelumnya dipertandingan perdana kualifikasi grup, Tim Nasional Jerman juga harus takluk 0-1 dari Meksiko.

PDIP adalah Parpol pengusung Jokowi pada Pilpres 2014 lalu dan mungkin akan kembali mengusung Jokowi pada 2019. Pada Pilkada serentak 2018, Cagub/Cawagub yang diusung PDIP di Provinsi-provinsi strategis (pendongkrak suara besar) justru tersungkur di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat. PDIP memang unggul di Jawa Tengah, itu pun masih harap-harap cemas, karena Ganjar Pranowo diduga terlibat dalam kasus E-KTP yang sewaktu-waktu bisa ditahan KPK. Sebelumnya, Cagub/Cawagub yang diusung PDIP pada Pilkada 2017 juga tersungkur di Banten dan DKI Jakarta.

Kekalahan demi kekalahan yang dialami PDIP ini layaknya "Banteng yang tersungkur tak berdaya". Mungkin kalimat tersebut sangat layak menggambarkan betapa sudah rapuhnya pengaruh Megawati, terutama di dalam internal PDIP.

Bagaimana dengan Prabowo yang berambisi ingin menjadi Capres 2019?

Calon-calon yang didukung Gerindra pada Pilkada serentak 2018 juga tersungkur di Jawa Barat. Padahal, Jawa Barat adalah basis suara Prabowo dalam Pilpres 2014.  Gerindra juga kalah di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

Janganlah struktur Gerindra memberikan angin surga kepada Prabowo, seolah-olah hasil yang di dapat Gerindra pada Pilkada serentak 2018 adalah bekal yang baik untuk Prabowo dan Gerindra. Mereka harus jujur, karena kejujuran akan membawa ke arah perbaikan. Kecuali, bila ingin Prabowo dan Gerindra terpuruk pada 2019.

Prabowo pada 6 Mei 2018 di Pasuruan Jawa Timur pernah menyerukan kepada kadernya agar menangkan Gus Ipul dahulu, baru Presiden. Kalau Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur saja tersungkur, apa Prabowo masih yakin bahwa tidak ada yang salah dalam struktur Gerindra? Saya pikir Prabowo harus melakukan bersih-bersih struktur.

Apa pelajaran yang dapat dipetik dari kekalahan menyakitkan Timnas Jerman di Piala Dunia 2018 untuk Megawati dan Prabowo?

Pelatih Timnas Jerman Joachim Löw bila masih ingin tetap menukangi Timnas Jerman untuk berlaga pada kejuaraan  dalam waktu dekat (EURO 2020), tentu akan melakukan evaluasi dan perombakan pemain, formasi, dan strategi tim yang gagal total saat melawan Meksiko dan Korea Selatan.

Hal tersebut juga berlaku untuk PDIP dan Gerindra sebagai Parpol tiga besar Pemilu 2014, Megawati dan Prabowo harus melakulan langkah-langkah fundamental untuk mendisiplinkan strukturnya, bila perlu melakukan perombakan total. Langkah-langkah ini sangat penting secepatnya dilakukan untuk menyelamatkan marwah PDIP dan Gerindra agar tidak tersungkur di Pemilu 2019.

Apalagi Megawati pada 11 Mei 2018 di Stadion Manahan Solo pernah "mengancam" akan pecat pengurus Partai bila di daerahnya kalah dalam pemilihan. Saya pikir langkah-langkah ini harus berani diambil Megawati untuk menyelamatkan marwah PDIP. Wenry Anshory Putra, Koordinator - Pergerakan Pemuda Merah Putih (PP Merah Putih)