JAKARTA - Tragedi tenggelamnya kapal penumpang kayu KM. Sinar Bangun mengundang perhatian banyak pihak. Kali ini keprihatinan disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Darmayanti Lubis.

Menurut Darmayanti, kecelakaan kapal di Danau Toba bukan baru kali ini terjadi. Untuk itu perlu dicari akar permasalahan sesungguhnya.

"Kecelakaan kapal di Danau Toba sering terjadi. Agar ini tidak terus terulang, harus serius dicari akar permasalahannya," ujar Darmayanti, Kamis (21/06/2018) melalui siaran persnya.

Menurut Senator asal Sumatera Utara ini, penyebab yang sering terulang adalah kelebihan muatan kapal. Selain itu kelayakan kapal sebelum beroperasi ikut menjadi faktor penyebab kecelakaan kapal di Danau Toba. Terakhir, Darmayanti juga menyebutkan fungsi pengawasan syahbandar yang tidak berjalan.

Khusus untuk kecelakaan KM Sinar Bangun, Darmayanti menyoroti ketiadaan daftar manifest penumpang. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu kendala dalam penentuan jumlah penumpang secara pasti pada peristiwa tersebut, tentu selain menjadi indikasi penyedia jasa kapal yang tidak tertib.

"Saya kira ketiadaan daftar manifest akan menyulitkan kita untuk mengetahui jumlah korban secara pasti," ujarnya.

Saat ini di Posko Tigaras, Kabupaten Simalungun, sebanyak 192 nama telah dilaporkan oleh pihak keluarga yang merasa kehilangan. Sementara data korban hilang yang dikeluarkan oleh Korem 022/Pantai Timur sebanyak 166 orang.

Selain itu, Darmayanti juga menyayangkan kapasitas muatan kapal yang sepertinya berlebihan. Kapal dilaporkan membawa sekitar 190 orang. Jumlah ini hampir lima kali lipat dari kapasitas kapal dengan bobot 35 Groos Tonnage (GT).

"Kapal dengan ukuran segitu harusnya tidak membawa penumpang sebanyak itu, apalagi saya baca cuaca dalam keadaan hujan deras, angin kencang disertai gelombang," tambah Darmayanti.

Dengan jumlah penumpang sebanyak itu, dapat dipastikan ketersediaan jumlah pelampung (life jacket) tidak mencukupi. Sehingga semakin memperparah angka penumpang yang hilang.

"Tentu saja life jacket tidak meng cover (seluruh penumpang)," tegasnya.

"Selain itu, kedepan perlu ditingkatkan pengawasan secara lebih ketat dan berkesinambungan, terutama pada hari2 besar, mengingat jumlah penumpang yang meningkat," pungkas Darmayanti.

Sebelumnya diberitakan, telah terjadi kecelakaan KM Sinar Bangun terjadi di perairan Danau Toba Senin (18/06) pukul 17.15 wib.

KM Sinar Bangun saat itu sedang dalam perjalanan dari pelabuhan Simanindo Kab Samosir,  menuju ke pelabuhan Tiga Ras Kab. Simalungun.***