MEDAN - Hari ini, Sabtu, 16 Juni 2018 merupakan hari terakhir HT Erry Nuradi bersama pasangannya Hj Nurhajizah Marpaung menjabat sebagai Gubsu dan Wagubsu.

Besok, 17 Juni 2018 masa pengabdian keduanya berakhir. Belum diketahui apa langka Erry selanjutnya meneruskan karir politiknya, karena usianya masih realatif muda.

Salah satu kerabat kental Erry Nuradi di dalam pengelolaan pemerintahan adalah Bupati Serdang Bedagai, Sukirman. Sejak kabupaten ini berdiri, hasil pemekaran Kabupaten Deli Serdang, mereka berdua adalah pemimpin pertama yang terpilih dari proses Pilkada.

Karena Sukirman bukan orang baru bagi Erry, yang merupakan mantan pengusaha, tak sulit bagi keduanya jadi kerabat. Sukirman pernah selama beberapa tahun menjadi staf ahli mantan Gubsu saat dijabat HT Rizal Nurdin, yang tak lain adalah abang kandung Erry. Dari sana keakraban mereka berawal.

Memimpin Sergai sebagai bupati pada 2005, Sukirman yang juga dikenal sebagai pegiat sosial menyatakan mereka cukup kompak dan serasi. Terbukti selama lima tahun hingga 2010 atau satu periode, tak pernah terjadi cekcok antara keduanya dalam memimpin. Untuk periode kedua pemerintahan, 2010 - 2015, keduanya kembali berpasangan dan berhasil terpilih.

"Dia (Erry) itu tidak pernah membuat keputusan atas pemikirannya sendiri, tetap melibatkan pihak lain yang merupakan bawahannya. Contohnya, saya," ujar Sukirman yang dijumpai saat hadir di acara Halal bi Halal Hari Raya Idul Fitri 1439H di petajaran kantor Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan.

Erry yang merupakan suami dari mantan anggota DPRD Sumut Evi Diana Sitorus, katanya, tak enggan mendatangi orang yang lebih tua darinya untuk bersilaturahmi dan mendengarkan pikiran mereka. Selama bertahun-tahun memimpin Sergai hal semacam itu terus dilakukan Erry.

"Sifatnya yang seperti itu yang belum bisa saya ikuti, saya ingin juga bisa melakukannya," tegas Sukirman.

Dengan kebersamaan selama 8 tahun memimpin Sergai, Erry kemudian mengundurkan diri pada 2013 karena terpilih menjadi Wakil Gubernur Sumut bersama Gatot Pujo Nugroho, Sukirman mengetahui betul sisi lemah karibnya itu.

Kelemahan Erry, terangnya, adalah lamban dalam membuat keputusan tentang sebuah kebijakan. Erry kerap kompromi atau cenderung "kompromi" dengan siapa saja yang datang mengiba-iba padanya.

"Dia itu kalau ada yang datang padanya sambil nangis-nangis pasti lulus hatinya, sulit membuat kebijakan," ujarnya.

Dengan usia yang masih relatif muda, Sukirman berkeyakinan masih ada jabatan politik yang bisa diemban Erry. Misalnya menjadi anggota legislatif DPR RI. Apalagi saat ini dia masih menjabat sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Sumatera Utara.

Namun demikian, Sukirman mengaku belum mengetahui kemana langkah Erry berikutnya akan berlabuh.***