PALAS - Kondisi Jalinsum di Kabupaten Padang lawas dari mulai Kecamatan Aek Nabara Barumun mengalami rusak parah dan cukup memprihatinkan. Pasalnya, di tengah badan jalan terdapat lubang-lubang yang cukup dalam seperti kubangan kerbau.

Ironisnya lagi, persis di lokasi jembatan Aek Dolok, terdapat lubang besar yang mengakibatkan dua truk secara bersamaan terperosok ke dalam lubang.

Kerusakan Jalinsum ini setidaknya terdapat di tiga titik yang berada di kawasan Kecamatan Aek Nabara Barumun ini. Kondisi ini mengundang banyak perhatian sejumlah penguna jalan yang melintas.

"Kerusakan jalinsum ini sudah cukup parah dengan kondisi jalan bergelombang serta aspal yang sudah terkelupas, sehingga terjadi lubang-lubang besar di tengah badan jalan," ungkap Haris, sopir truk pengangkut buah sawit yang terperosok ke dalam lubang, Rabu (30/5/2018).

Haris mengaku, kondisi jalan yang rusak ini cukup meresahkan penguna jalan. Akibatnya lalulintas kendraan menjadi terganggu dan kerap terjebak ke dalam lubang yang menimbulkan kerugian masyarakat.

Menurutnya, kerusakan Jalinsum yang cukup parah ini membahayakan pengguna jalan.

"Setiap harinya menjadi langganan pandangan truk terperosok di jalan hancur lebur ini,” kesal Haris.

Ungkapan senada dikeluhkan sopir truk Tronton, Sarianto dan Adi. Kedua sopir truk ini menyayangkan kondisi Jalinsum yang tergolong rawan, karena harus menerima kondisi jalan yang sempit, rusak, dan berlubang.

“Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian serius Pemprovsu Bina Marga Sumut, karena sudah cukup memprihatinkan, tetapi tak kunjung diperbaiki,” tandasnya.

Penyataan para sopir truk ini didukung Tokoh masyarakat Padang Garugur Jae H. Sompono Tanjung. Dia menyatakan, kerusakan infrastruktur Jalinsum ini seharusnya disikapi pemerintah secepatnya, sehingga kondisi kerawanan Jalinsum tidak semakin rusak parah dan menimbulkan keresahan bagi penguna jalan yang melintas.

"Karena rakyat diwajibkan membayar pajak dan terus gencar dikutip pembayaran pajak seperti pajak PBB, pajak penghasilan perkebunan dan pajak kendaraan bermotor yang nilainya mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya. Tetapi prasana dan sarana Jalinsum diabaikan begitu saja, sehingga rakyat ini dijadikan sapi perahan saja," sesalnya.

Dia juga menyesalkan sikap Pemerintah Provsu yang terkesan tutup mata terhadap persolan kerusakan Jalinsum ini.

"Kenapa rakyat kecil diwajibkan membayar pajak dengan tujuan mendukung kemajuan pembangunan, (namun tidak sebanding dengan perbaikan infrastruktur). Hendaknya pemerintah bersikap adil, jangan rakyat kecil selalu menanggung risiko," ketusnya.

"Kerusakan jalan saja tidak dapat diperbaiki dengan segera, apakah menunggu harus ada korban jiwa dan kecelakaan massal yang mengundang perahtiuan semua pihak, baru disikapi pemerintah untuk melaksankan perbaikan," tanya dia.