MEDAN - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini, Senin (28/5/2018) dibuka menguat. IHSG dibuka naik di level 5.979 dan terus mengalami kenaikan.

Hal ini dikatakan, Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sunatera Utara (Sumut) di mana sejauh ini IHSG menguat 0.9% di level 6.033.

“Penguatan IHSG pada sesi pembukaan perdagangan ini juga beriringan dengan penguatan rupiah yang diperdagangkan di kisaran 14.064 per US Dolar,” kata Benjamin.

Lanjutnya, kinerja pasar keuangan yang membaik tersebut, tidak terlepas dari ekspektasi pasar akan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia pada RDG insidentil pekan ini. Kebijakan tersebut disinyalir akan meredam gejolak pasar keuangan belakangan ini. Diperkirakan Rupiah akan menguat, dan sangat berpeluang menguat di bawah 14.000 per US Dolar.

“Selama ini, yang membuat tekanan terhadap rupiah itu adalah ekspektasi terkait dengan kenaikan bunga acuan di AS. Yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga di tahun depan. Sejauh ini, imbal hasil surat hutang yang ada di AS yang mencapai 3% lebih memang perlu diimbangi dengan serangkaian kebijakan untuk meredam adanya gejolak pasar keuangan di tanah air,” pungkasnya.

Selama ini, ekspektasi terkait dengan perkembangan pasar di AS menjadi sorotan pelaku pasar. Sudah ada begitu banyak mata uang Negara berkembang yang mengalami pelemahan akibat terjadinya pembalikan modal seiring dengan penguatan mata uang US Dolar itu sendiri.

Walaupun menaikkan suku bunga acuan akan membuat perkembangan dunia usaha menjadi lebih lambat. Namun ditengah ancaman pelemahan rupiah dan acaman pembalikan modal, maka yang diharapkan saat ini adalah menyelematkan Rupiah tersebut sebagai program jangka pendek.

“Karena jika tidak dilakukan, maka dikuatirkan akan mengganggu stabilitas ekonomi dalam jangka panjang, yang nantinya akan lebih membebani perekonomian kita sendiri. Jadi menaikkan suku bunga acuan saat ini menjadi pilihan yang peling tepat,” tutupnya.