MEDAN - Atlet atletik difabel asal Sumatera Utara, Alan Sastra Ginting, berhasil menorehkan prestasi membanggakan bagi Indonesia dalam ajang World Para Athletics Grand Pix 2018 di Beijing, Tiongkok. Alan yang tampil di nomor lempar cakram F57 putra ini mampu merebut medali perak usai mencatatkan limit lemparan terbaik sejauh 41,95 meter.

"Alhamdulillah ada peningkatan limit lemparan di Beijing. Awalnya hanya 41,65 meter di ASEAN Para Games 2017, namun di Beijing meningkat 41,95 meter. Dari hasil latihan saya, catatan itu turun karena saat latihan saya sempat mencatat lemparan sejauh 43 meter," kata Alan.

Meski demikian, hasil itu sudah mampu mengantarkan Alan masuk dalam ranking empat dunia. Sebelumnya ia duduk di peringkat tujuh dunia. Hasil itu sekaligus menjaga peluang Alan untuk tampil di Paralympic 2020 Tokyo.

"Sekarang saya sudah berada di peringkat 4 dunia. Sedangkan syarat agar boleh berlaga di Paralympic harus masuk 11 besar," terangnya.

Demi mempertahankan ranking terbaiknya, Alan bertekad terus konsisten selama mengikuti kejuaraan bertema Grand Prix sebagai ajang kualifikasi menuju Paralympic 2020. Alan pun bertekad bisa kembali naik podium pada sebuah Grand Prix di Paris pada 12 Juni 2018 mendatang.

"Grand Prix sebagai kualifikasi menuju Tokyo sudah dimulai Januari. Akan tetapi, saya mulai ikut di Beijing dan sempat absen di Dubai beberapa waktu lalu. H-3 sebelum lebaran saya akan tampil pada Grand Fix di Paris. Saya bertekad mau ambil poin di sana," ucapnya.

Pada Grand Prix di Paris, Alan kembali targetkan memperbaiki limit lemparan, minimal bisa bertahan di ranking 11 besar dunia.

"Harus optimis bisa naik podium lagi. Grand Prix akan berakhir Desember tahun ini. Usai di Prancis akan ada di Italia, Jerman, Australia, dan Amerika Serikat," bebernya.

Kini Alan tetap rutin mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Solo, Jawa Tengah. Pelatnas juga difokuskan untuk persiapan menuju Asian Para Games 2018 yang bergulir 6-13 Oktober 2018 mendatang.

Meski sedang menjalankan ibadah puasa, diakui Alan tidak ada pengurangan porsi latihan mengingat padatnya agenda kejuaraan.

"Walaupun di bulan Ramadan, porsi latihan tetap seperti biasa karena sudah mepet dengan jadwal even yang ingin diikuti. Sehingga tidak ada program yang dikurangi. Setelah Grand Prix di Paris akan ada tes even Asian Para Games di Jakarta," pungkas Alan.***