MEDAN - Ketua PDIP Medan Hasyim menyinggung soal partai pendukung teroris. Atas pernyataannya itu, Hasyim pun ditantang untuk mengungkap nama partai yang dimaksudnya itu. Tantangan itu disampaikan dari Pengamat Sosial Politik UMSU Shohibul Anshor Siregar, Kamis (17/5/2018) di Medan.

"Pertama, saya ingin klarifikasi dulu, nama Ketua PDIP Medan ini Hasyim atau Hasim? Hasyim dan Hasim memiliki perbedan makna. Bagi saya nama Hasyim itu maknanya sangat Islami. Sejuk membaca dan mendengarnya," kata Shohibul.

Hasyim dalam bahasa Arab, artinya kurang lebih pemurah, penghancur masalah, penghancur kerumitan, dan penghancur syetan. Hasyim juga lazim dimaknai sebagai pemerah susu yang pintar, dan gunung yang indah.

Menurut Kordinator n'Basis itu, pernyataan Hasyim tentang partai pendukung teroris tersebut wajib dibuktikannya.

"Jangan nanti jadi urusan hukum. Sebagai politisi saya yakin Hasyim memiliki bukti dan tak lama lagi ia akan datang ke kantor penegak hukum untuk mengajukan tindakan hukum agar partai pendukung teroris yang dimaksudkannya itu diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku," imbuh Shohibul.

Dia meminta Hasyim yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan itu segera bertindak mengungkap nama partai pendukung teroris.

"Jangan sampai keadaan semakin runyam. Saya pun sangat mendukung Hasyim," tegas Shohibul.

Shohibul mengingatkan, tentu Hasyim tahu bahwa kondisi sekarang ini sudah sangat rumit. Suka atau tidak, penegak hukum dan keamanan sudah benar-benar all out, dan rakyat belum tahu perkembangan besok dan lusa.

"Saya sendiri cemas, karena kelihatannya perkembangan kejadian seolah berada di luar kemampuan menanggulangi oleh pihak-pihak kompeten. Siaran media hanya memberi informasi tindakan pasca kejadian. Terkesan ada kecolongan di sini. Kemampuan instrumen keamanan kita tampak kurang tangguh," kata Shohibul.

Selama ini Shohibul percaya bahwa agenda deradikalisasi yang dilancarkan sudah sangat berhasil sebagaimana diklaim oleh pihak-pihak kompeten. Tetapi membandingkan klaim-klaim itu dengan rentetan kejadian belakangan ini, terasa ada kata yang tak sesuai kenyataan.

"Ini tantangan bagi bangsa kita," ujar Shohibul.

Kembali ke soal pernyataan Hasyim, Shohibul meyakini sebagai politisi dan pemimpin sebuah partai politik, ucapan Hasyim sangat berpengaruh.

Untuk tidak menjadi pemicu masalah lebih besar lagi, sambung Shohibul, Hasyim sepatutnya segera datang ke penegak hukum untuk mengambil tindakan hukum agar partai pendukung teroris itu diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Sekali lagi, saya mendukungnya," kata Shohibul.

Tetapi, kata Shohibul, jika Hasyim tidak memiliki data, atau pernyataannya hanya sebuah kekhilafan maka Hasyim harus segera minta maaf kepada publik. Shohibul pun sangat mendukungnya.

"Kebetulan pertengahan Ramadhan nanti saya akan menyelenggarakan sebuah forum kajian tentang terorisme di Indonesia. Melalui kesempatan ini saya minta kesediaan Hasyim memaparkan datanya pada forum kajian itu. Saya sangat berterimakasih atas kesediaannya," tukas Shohibul.

Catut dari Facebook

Diinformasikan, Hasyim dalam sebuah grup whatsaap, Rabu (16/5/2018) memposting tautan. Tautan itu bertuliskan 'jangan pilih partai pendukung teroris'.

Tautan di grup yang dihuni nama-nama politisi elit seperti Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan dan Wakil Ketua Golkar Sumut Rolel Harahap itu spontan banyak dikomentari.

"Bisa diproses hukum ni anggota dewan," kata Kader Golkar Sumut yang juga mantan Bupati Tapteng, Syukran Jamilan Tanjung dalam grup whatsapp tersebut.

Soal tautan itu, wartawan mengonfirmasi ulang ke Hasyim SE via pesan whatsapp.

Dikatakan Hasyim via telepon whatsapp, dia menyebut bahwa tautan itu didapatnya dari media sosial facebook.

"Saya dapat di facebook, jadi saya lempar aja ke grup karena saya kepingin tau apa benar ada partai pendukung teroris," kata Hasyim.

Apakah anda meyakini bahwa tautan dari facebook yang kemudian dilempar ke grup publik itu sudah mengandung kebenaran?

Menjawab hal itu, Hasyim justeru mengaku tidak mengetahui tentang kebenaran partai pendukung teroris.

"Saya lihat tu di facebook banyak postingan soal partai pendukung teroris. Saya juga mau tau apa benar ada. Jadi saya lempar aja tautan itu ke grup. Kalau ada kawan-kawan dari grup itu yang tau, ya silakan dikasih tau lewat grup itu," kata Hasyim.

Disinggung soal tindakannya menyebar berita bohong lewat transaksi elektronik yang termaksud dalam UU ITE, Hasyim menyampaikan permohonan maaf.

"Kalau ada yang tersinggung di grup itu saya minta maaf. Tapi gak perlu tersinggung karena saya gak sebut nama partai di situ," tukas Hasyim.*