MEDAN - Ratusan mantan aktivis 1998 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar refleksi 20 tahun mengenang tragedi runtuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin Jenderal Soeharto.

Koordinator acara refleksi 20 tahun reformasi Rommy Sanjaya dan Afriyan mengatakan, acara yang dikemas sekaligus dengan reunian mantan aktivis 1998 UMSU itu akan dilaksanakan hari ini Sabtu (12/5), di Cafe GM 14 Jalan Gunung Mas No 14.

Tujuannya adalah untuk mengingat kembali kejadian-kejadian 20 tahun lalu ketika rezim diktator diruntuhkan oleh kekuatan rakyat dan mahasiswa.

"Dalam acara ini, kita mengenang kembali bahwa bangsa ini pernah menjalani sebuah proses sejarah. Negara ini dipimpin oleh seorang diktator dapat ditumbangkan dengan kekuatan rakyat dan mahasiswa," ucap Rommy.

Gerakan rakyat dan mahasiswa 20 tahun yang lalu, sambungnya, adalah peristiwa sejarah yang tercatat dan selalu diingat para generasi penerus bangsa.

"Multi partai dan sistem pemilu yang seperti sekarang ini bukan tiba-tiba ada. Namun ada sebuah proses demokrasi yang dijalankan pada saat itu. Meskipun belum sempurna, namun kita tetap harus menjalankan tahapan demi tahapan," jelasnya.

Senada dengan Rommy, Afriyan menambahkan refleksi 20 tahun reformasi ini juga adalah bagian dari kerinduan kawan-kawan seperjuangan untuk duduk bersama mengenang kembali semangat perjuangan yang hingga kini tak pernah luntur.

"Adanya kerinduan kawan-kawan untuk kembali bersama-sama mengenang peristiwa 20 tahun yang lalu adalah latar belakang diadakannya acaranya," jelasnya.

Sementara out put acara ini, pada dasarnya menghimpun kembali para alumni yang seperjuangan ikut menjatuhkan rezim Soeharto agar tetap menjalin tali silaturahmi sesama para mantan aktivis.

"Acara nanti akan kita videokan dan kita dokumentasikan dalam bentuk buku. Para alumni yang sudah menyatakan untuk hadir di acara tersebut ada dari berbagai daerah di antaranya, dari Jakarta, Lampung, Bengkulu, Jambi, Palembang dan dari daerah-daerah lainnya," pungkasnya. ***