PEKANBARU- Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang meyakini partainya lolos ambang batas parlemen yaitu 4 persen, sehingga dirinya tidak peduli dengan hasil survei yang dikeluarkan beberapa lembaga yang menunjukkan tren negatif perolehan suara Hanura di Pemilu 2019.

"Kalian jangan percaya survei-survei itu. Kami memiliki optimisme dan semangat yang tinggi untuk lolos ambang batas parlemen," kata Oesman di Pekanbaru, Rabu, (9/5/2018).

Dia mengatakan optimisme itu sangat berdasar karena semua mesin partai dan para kader sudah bergerak sejak lama untuk menggaet suara konstituen di semua tingkatan.

Dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Hanura pada Selasa-Rabu (8-9 Mei), seluruh anggota legislatif di daerah datang, sehingga kata OSO, ini menunjukkan soliditas internal dalam menghadapi Pemilu 2019.

"Dalam Rakernas ada 1.040 anggota DPRD tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota hadir. Itu belum pernah terjadi selama ini," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura Arief Suditomo mengatakan alat untuk memenangkan Pemilu ada banyak, dan tolah ukurnya bukan survei.

Mantan jurnalis ini meyakini, tidak selalu partai yang surveinya menunjukkan hasil positif dijamin menang pemilu karena banyak hal yang menentukan pemenangan parpol di Pemilu.

"Ada hal yang lebih bisa dilakukan dari sekedar survei untuk memenangi pemilu. Misalnya saya berjuang secara mandiri untuk hal yang saya yakini," ujarnya.

Sebelumnya, survei LSI Denny JA membagi partai politik dalam tiga divisi yaitu pertama, divisi utama yaitu parpol yang diperkirakan memperoleh suara di atas 10 persen seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.

Kedua divisi bawah yaitu parpol yang perolehan suara dibawah 10 persen namun tetap lolos ambang batas parlemen 4 persen, seperti PKB dan Partai Demokrat.

Ketiga, divisi nol koma yaitu parpol yang perolehan suaranya nol koma seperti Partai Hanura, PBB, PSI, PKPI, Partai Garuda, dan Partai Berkarya.

Data survei tersebut diambil pada 28 April hingga 5 Mei 2018 dengan metode "multistage random sampling".

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka responden dengan mengisi kuisioner yang melibatkan 1.200 responden dan "margin of error" sekitar 2,9 persen.***