LABURA - Kisah Sampur Anggara (17) siswa Kelas X-A SMKS Al-Azis Labuhanbatu, patut dicontoh oleh anak-anak lainnya. Jika orang lain masih berkecukupan, namun Angga terpaksa mengerjakan apa saja demi mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Beginilah hari demi hari yang harus dijalani Angga setelah kedua orangtuaya pergi tanpa kabar setahun terakhir ini. Kini, Angga bertahan hidup di dalam gubuk yang begitu sangat tidak layak dengan ukuran 3X3 meter, berdindingkan tepas yang terbuat dari bambu beralamat di Dusun Aek Pasar, Desa Batu Tunggal, Kabupaten Labura.

Menurut Kepala sekolah Yayasan Al-Azis, Sentosa Pohan, Rabu (9/5/2018), Anggara adalah salah satu siswa berprestasi dan punya semangat belajar yang luar biasa. Meski pulang dan pergi mengharapkan tumpangan dari orang yang melintas dari sekolah, namun tak menyurutkan langkahnya untuk tetap giat belajar.

"Anggara hidup sebatang kara sudah lebih dari 1 tahun (ditinggal pergi) oleh ayah dan ibunya," bebernya.

Terkait di mana dan apa penyebab Angga harus hidup sebatang kara, Kepsek ini tidak bisa memberikan informasi yang lebih detail.

"Hanya saja sebagai manusia biasa kita salut dan bangga meskipun hidup Angga serba kekurangan, namun tidak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar melanjutkan pendidikan.
Apalagi dalam memasuki bulan suci Ramadhan, dengan keterbatasan dan kekurangan yang dia miliki kita sangat tergugah melihat kondisinya," lirihnya.

Mengenai biaya sekolah, pihak sekolah menggratiskannya. Hal ini setelah pihak yayasan mengetahui kondisi Sampur Anggara.

"Kami pihak yayasan dan dewan guru sudah membatu untuk membebaskan biaya sekolahnya. Kami selalu berpesan Tetap semangat dan terus belajar, semoga Allah SWT Memberikan jalan keluarnya," harapnya.

Untuk itu, dirinya berharap kepada para dermawan untuk menyisihkan rezeki untuk membantu kelangsungan hidup Angga agar lebih semangat bersekolah.

"Mari kita bantu Sampur Anggara melalui nomor WhatssApp SMKS Al-Azis Nomor 08116222807 atau melalui rekening BRI. 178301000873505 atas nama Sentosa pohan," ujarnya mengakhiri.