MEDAN - Tidak sedikit masyarakat yang enggan mendatangi Ramadan Fair yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Alasannya, parkir kendaraan dan makanan/minuman yang disajikan kepada pengunjung lebih mahal dibandingkan tempat lain.

Menurut Wakapolsek Medan Kota, AKP Parulian Lubis, menyebutkan, parkir di wilayah Ramadan Fair dikuasai oleh sejumlah organisasi kepemudaan (OKP). Ia berharap para jukir (juru parkir) tidak sesuka hati membuat tarif parkir kepada pengunjung. Sebab, hal itu akan mengurangi minat masyarakat untuk hadir.

"Tahun lalu demikian, OKP yang kuasai parkir. Sebenarnya tidak masalah kalau mereka tidak mematok harga, jangan sampai ada unsur paksaan. Kemarin ada dipatok," kata AKP Parulian saat rapat koordinasi persiapan pelaksanaan Ramadan Fair XV, di Balai Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan.

Selain itu, AKP Parulian menyinggung masalah harga jual makanan dan minuman oleh pedagang di Ramadan Fair.

Padahal, kata dia, masyarakat ingin menikmati suasana berbuka puasa di lokasi Ramadan Fair dengan santai.

"Masak kopi gelas kecil dijual Rp 32.000/gelas. Itu kan tidak masuk akal, berapa kali lipat harganya dibandingkan di luar," paparnya.

Masalah lain yang disorotinya yakni pembagian stand berjualan. "Tahun lalu ada yang bertanya kepada saya, berapa lapak milik Medan Kota di Ramadan Fair, saya bilang tidak tahu. Orang tersebut heran penguasa wilayah tidak dapat jatah. Bagi kami itu tidak penting, tugas kami mengawal pelaksanaan Ramadan Fair agar berjalan aman dan lancar," pungkasnya.

Camat Medan Kota, Edi Mulia Matondang memyampaikan hal yang sama. Menurutnya, persoalan parkir selalu memicu keributan.

"Menurut saya kalau di dalam tidak ada persoalan yang repot. Masalah itu lebih banyak diluar, salah satunya parkir," ucapnya.***