BIREUEN - Tim Imigrasi Lhokseumawe, The International Organization for Migration (IOM) perwakilan Medan dan perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) melakukan peninjauan ke lokasi penanpungan warga etnis Rohingya, di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bireuen, Sabtu (21/4/2018) sore.

Tim tersebut disambut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bireuen, Murdani, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Muhammad Nasir juga Kepala SKB, Usman Abdullah.

Plh Kepala Imigrasi Lhokseumawe, Yahya Anshari kepada wartawan mengaku, setelah menerima laporan kemarin, beberapa stafnya kemudiannya meluncur ke Bireuen untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap penumpang boat, yang merupakan warga etnis muslim Rohingya.

“Untuk tahap awal pemeriksaan kemarin, tidak temukan indentitas maupun dokumen perjalanan  Rohingya tersebut," katanya.

Dari 79 warga yang terdampar ini, tidak satupun yang bisa berbahasa Indonesia, kecuali satu orang dan memahami bahasa melayu.

Dari data awal yang kita lakukan, tambah Yahya Anshari terdapat 79 orang imigran ilegal yang masuk wilayah Aceh. Kemudian mereka diambil foto serta diberi nama sementara.

"Sementara ini, seluruh warga Rohingya ini ditampung di SKB, karena tempat ini layak , fasilitasnya memadai dan cukup luas untuk menampung seluruhnya," terangnya.

Turut hadir dalam peninjauan Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Kharisma serta Kasubdidlantaskim, Bayu.

Dari pihak IOM Perwakilan Medan sendiri diketuai Haryati, lalu  Ketua Rafki, Riski Said dan Mas’ud selaku penterjemah. Sedangkan dari UNHCR diwakili Ardi Sofinar.

"Untuk proses  dan penanganan lebih lanjut,  kita akan melakukan koordinasi kembali dengan pemerintah Kabupaten Bireuen dan unsur Forkopimda di Pendopo Bupati Bireuen," sebutnya. ***