TAPSEL - Tahun 2018 merupakan tahun politik mengingat pelaksanaan Pilkada serentak khususnya pemilihan Bupati dan Wakilnya di wilayah Padang Lawas (Palas) dan Padang Lawas Utara (Paluta) yang masuk dalam wilayah hukum Polres Tapanuli Selatan, maupun pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan munculnya beberapa hal yang dapat memicu gesekan yang mengganggu suasana keamanan dan kekondusifan di setiap wilayah termasuk Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel), seperti berita seperti hoax, ujaran kebencian maupun SARA, sehingga menjadi salah satu penyebab terganggunya stabilitas Kamtibmas.

Menyikapi hal ini, para tokoh agama bersama tokoh adat di wilayah Tapsel, bersama Polres Tapsel telah melakukan upaya sosialisasi terkait pencegahan dan menangkal peredaran berita joax, ujaran kebencian maupun SARA kepada warga dengan memanfaatkan kearifan lokal, budaya dan agama.

Seperti yang diutarakan oleh ketua Muslimat Nahdatul Ulama (NU) Tapsel Hj Maysaroh Dalimunthe, ketika dijumpai awak media di rumahnya Senin (16/4/2018) sore.

"Dalam melakukan sosialisasi pemahaman guna menangkal beredarnya berita-berita hoax, ujaran kebencian maupun SARA, beberapa tokoh agama di Tapsel baik muslim maupun non muslim sebagai anggota Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Tapsel, kita sudah menyampaikan hal-hal tersebut melalui pengajian bagi kita yang muslim dan dari pengajian agar disampaikan kepada keluarga masing-masing," ujar wanita yang tinggal di Desa Sigalangan, Batang Angkola ini.

Maysaroh melanjutkan, di lain sisi, meski sebagian ibu-ibu anggota masih ada yang kurang memahami apa yang dimaksud hoax, ujaran kebencian dan SARA, pada Tabligh Akbar yang digelar Minggu (8/4/2018) lalu dan bertepatan dengan peringatan Harlah NU ke 72, Kapolres Tapsel AKBP Mohammad Iqbal bersama beberapa personel polisi dan polwan Polres Tapsel menyanyikan sebuah lagu berjudul 'Kami Indonesia Kami Anti Hoax'.

Lagu ciptaan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Paulus Waterpaw itu memiliki arti yang sangat mendalam akan hoax dan juga mudah dipahami, seperti yang tertulis dalam sepenggal syair lagu itu yang berbunyi, 'Renungkan sejenak... Sebelum kau bagi... Dan baca sampai kau mengerti... Jangan karena tertarik Judul dan Provokativ... Dirimu mau berbagi...'.

Maysaroh bersama ibu-ibu Muslimat NU Tapsel yang mendengarkannya mengaku tersentuh.

"Saya tidak menyangka lagu yang dinyanyikan Kapolres bersama anggota Polisi dan Polwan Polres Tapsel itu begitu menyentuh, kami sempat merinding mendengar lagu itu," ucap ibu yang juga berprofesi sebagai guru ini menambahkan.

"Setelah mereka (ibu-ibu anghota muslimat NU) mendengar lagu yang dinyanyikan Pak Kapolres itu, mereka semakin memahami apa itu hoax, ujaran kebencian dan SARA dan lebih bijak untuk menyampaikan cara menangkalnya kepada anak-anak mereka," lanjut Maysaroh.

Terakhir, sebagai ketua Muslimat NU Tapsel, Maysaroh juga menyampaikan siap mendukung pihak kepolisian khususnya Polres Tapsel dalam mendukung pelaksanaan Pilkada serentak 2018 baik Bupati, Gubernur maupun Pemilihan Presiden 2019 yang damai dan kondusif.

"Dari unsur keagamaan, kami siap menangkal Hoax, Ujaran Kebencian, SARA kepada masyarakat dengan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama untuk terwujudnya Pilkada damai demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," akhirnya.*