Medan - Kondisi Sky Bridge yang berada di sisi timur Lapangan Merdeka Medan sangat memprihatinkan.

Selesai dibangun Desember 2014, Sky Bridge yang menghubungkan parkir di Lapangan Merdeka ke Stasiun Besar KA Medan ini tidak kunjung dioperasionalkan. Padahal, tidak sedikit anggaran yang dihabiskan untuk bangunan yang diharapkan dapat mengurai kemacetan yang kerap melanda Jalan Stasiun.

Catatan yang berhasil dihimpun, proyek Sky Bridge menelan biaya hingga Rp 35 miliar. Anggaran tersebut ditampung pada Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) secara bertahap mulai 2012-2014.

Tidak sulit untuk bisa melihat kondisi Sky Bridge, karena letaknya yang berada di pusat kota. Ada dua pintu masuk yang bisa dipergunakan untuk mengaksesnya. Pertama pintu masuk di sisi timur atau yang menghadap ke Jalan Pulau Penang. Kedua, pintu masuk lapangan parkir pedagang buku bekas yang berada bersebrangan dengan Stasiun Besar Kereta Api Medan.

Cukup berjalan beberapa langkah dari dua pintu masuk tersebut, bangunan Sky Bridge yang didominasi warna abu-abu terlihat jelas.

Ada 5 anak tangga yang harus dinaiki untuk bisa sampai ke pintu utama. Sayangnya pintu tersebut terkunci, dari tempat itu sebenarnya sudah dapat terlihat bagaimana tragisnya kondisi proyek yang menyedot APBD Kota Medan hingga Rp 35 miliar itu.

Kaca-kaca diberi tanda silang dengan menggunakan cat. Untuk bisa melihat lebih jauh ada celah untuk bisa masuk tanpa harus melalui pintu utama. Begitu sampai di samping tangga eskalator, aroma bau pesing terasa begitu kuat. Mungkin, banyak yang menjadikannya tempat itu sebagai toilet dadakan.

Selain menjadi toilet dadakan, Sky Bridge nampaknya jadi rumah yang nyaman bagi laba-laba. Terlihat banyak sarang laba-laba di setiap sudut.

Untuk bisa naik ke tangga eskalator, perlu usaha memanjat sedikit. Tapi, harus hati-hati, karena pegangan tangga eskalator sudah goyang.

Persis didepan tangga eskalator ada sedikit kubangan. Nampaknya tempat itu menjadi lokasi nyamuk berkembang biak, ugat-ugat yang merupakan cikal bakal nyamuk terlihat sangat jelas dikubangan tersebut.

Melirik sedikit keatas, gypsum atau atap sudah mulai terkelupas hingga jatuh ke anak tangga eskalator. Satu persatu tangga eskalator dilalui untuk bisa tiba ke jembatan yang menghubungkan sisi timur Lapangan Merdeka ke Stasiun Besar KA..

Setiba pada anak tangga eskalator paling atas, niatan untuk melihat lebih jauh terpaksa diurungkan karena sangat beresiko. Hanya ada beberapa kayu yang menjadi penghubung eskalator ke lantai jembatan.

Secara garis besar, kondisi proyek yang menelan uang rakyat hingga Rp 35 miliar itu sangat mengkhawatirkan. Lantas bagaimana respon Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Medanbisnisdaily.com sudah mencoba mengkonfirmasi ke S I Dongoran, Kepala Bagian Perlengkapan Setda Kota Medan. Dongoran, sapaan akrabnya, mengaku tidak begitu mengetahui nasib Sky Bridge.

Ia menjelaskan, dahulu proyek itu dikerjakan oleh Dinas Perkim (Perumahan Pemukiman) yang kini telah berganti nama menjadi Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman.

"Dulu Perkim yang bangun, tidak ada pencatatan pada kami,"ujarnya ketika dihubungi.

Mantan Wakil Direktur Keuangan RSUD dr Pirngadi Medan itu menyebut kini pencatatan aset Pemko Medan sudah berada di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).