MEDAN - Menyikapi soal Pilgubsu 2018, Pimpinan Zuriat Tuan Syekh Silau Laut, Asahan, Haji Ibrahim Ali mengatakan, Keluarga Besar Syekh Silau Laut dan masyarakat Sumut umumnya terutama umat Islam harus bijaksana dalam menentukan pilihan. “Secara formal, dalam pilkada kita tentu pakai nilai agama dan aturan negara. Keluarga Syekh Silau Laut saya pikir, sudah ada satu kebijaksanaan sendiri. Pilihan sudah adanya itu,” kata Pimpinan Zuriat Tuan Syekh Silau Laut, Haji Ibrahim Ali, Kamis (5/4/2018).

Apalagi, kata dia, kemarin sudah ada hasil Kongres Umat Islam Sumut yang menekankan penguatan peran politik umat Islam dengan memilih pemimpin berdasarkan Al Quran dan Sunnah, penguatan ukhuwah, penguatan ekonomi umat dan penguatan peran perempuan Islam.  

“Memang harusnya begitu. Umat Islam memilih pemimpin harus sesuai Al Quran dan Sunnah. Tapi yang penting, kesatuan umat Islam dan umat lainnya harus tetap terjaga di Sumut ini. Menjaga keamanan dan ketertiban adalah kewajiban kita,” pungkasnya.

Sebelumnya, diakuinya tokoh masyarakat Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, ke perkampungan Syekh Silau Laut, Kec Silau Laut, Kab Asahan, pada Rabu (31/1/2018). Hal itu memberi kesan tersendiri bagi warga yang hadir di sana termasuk H Ibrahim Ali. Dia pun kembali mengisahkan sosok sosok Ijeck dan kakeknya Al Hafidz Haji Gulrang Shah.

“Musa Rajekshah atau Ijeck ini keluarga besar Silau Laut. Dia sudah pernah ke sini beberapa kali, waktu itu masih lajang lagi Ijeck. Di bawa sama ayahanda Bang Haji Anif. Kalau Kakek Ijeck, kami kenal dengan nama Tuan Kabul. Beliau adalah sahabat, Tuan Syekh Silau Laut. Selain berdagang, dulu beliau juga tandem dalam belajar dan mengajar untuk murid-murid Syekh Silau berbahasa Arab. Beliau seorang Hafidz Quran,” katanya.

Lantas apa tanggapan Musa Rajekshah soal kisah dari Haji Ibrahim Ali? Mendengar kisah ini, Ijeck mengaku terkejut. Sebab, dia pun belum pernah mendengar, ternyata kakeknya sudah hadir di tengah masyarakat Silau Laut yang lokasinya berada di pedalaman Asahan.

“Terus terang, saya baru tahu waktu diceritakan ketika kunjungan kami ke sana Januari lalu. Saya dan keluarga berterimakasih zuriat Tuan Syekh Silau Laut masih ingat dan menceritakan kisah ini,” kata Ijeck.