MEDAN - Sentimen terhadap ekonomi terbesar Asia Tenggara semakin optimis pekan ini setelah World Bank mengeluarkan proyeksi ekonomi yang positif. Menurut Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga bahwa ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5.3% tahun ini didukung oleh peningkatan ekspor dan konsumsi domestik.

“Harga komoditas yang terus membaik sepertinya akan menyokong pertumbuhan ekonomi dan prospek ekonomi Indonesia tampak tetap positif. Walau demikian, investor juga harus memperhatikan perkembangan perdagangan AS - China dan ancamannya terhadap perdagangan global. Apabila perdagangan global melambat dan konsumsi domestik Indonesia tetap rendah, maka pertumbuhan PDB dapat mengalami dampak negatif,” katanya pekan ini.

Terkait prospek forex, Rupiah melemah terhadap Dolar dan harga bergerak mendekati 13.763 pada saat laporan ini dituliskan. Dolar yang menguat dapat mengantarkan USDIDR menuju 13.780 di waktu dekat.

“Apabila Dolar menguat, Rupiah dan banyak mata uang pasar berkembang lainnya mungkin akan tertekan, tapi keadaan ekonomi Indonesia yang menjanjikan sepertinya dapat membatasi penurunan Rupiah,” terangnya.

Sementara itu, Saham global terganggu oleh aksi jual saham teknologi AS. Di mana pasar modal tampaknya akan tetap sangat volatil dan tak dapat diprediksi di tengah drama perdagangan antara AS dan China.

“Saham global berkibar di hari Senin dan kemudian terperosok keesokan harinya. Ini menunjukkan berapa rentan dan volatil pasar saham saat ini. Berkurangnya kekhawatiran terhadap perang perdagangan awalnya mendukung sentimen risiko, tapi laporan bahwa pemerintahan Trump mungkin membatasi investasi China ke perusahaan AS memicu kembali kegelisahan pasar. Perkembangan isu antara AS - China masih menjadi faktor utama yang menggerakkan pasar, jadi investor harus selalu siap menghadapi kejutan,” pungkasnya.

Terkait dolar, menurutnya kesulitan mencari arah terhadap sejumlah mata uang mayor di hari Rabu dan ketegangan situasi perdagangan global terus mengganggu sentimen.
Bulan perdagangan ini sungguh sulit untuk Dolar karena ketidakpastian politik AS dan masalah perang perdagangan terus memukul mata uang ini.

Dari sudut pandang teknikal, Indeks Dolar tertekan di grafik harian. Harga berada di bawah 20 SMA sedangkan MACD lagging melintas ke bawah. Breakdown dan penutupan harian di bawah 89.00 dapat menyebabkan depresiasi lebih lanjut menuju 88.60 kemudian 88.30.

"Sedangkan emas melemah di hari Rabu dengan semakin stabilnya Dolar AS," tutupnya.