MEDAN - Lima lembaga survei merilis hasil kajiannya baru-baru ini soal Pilgub Sumut. Empat di antaranya merilis bahwa rata-rata pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) unggul dari pasangan Djarot-Sihar. Dari lima itu, hanya satu lembaga survei dari Indo Barometer saja yang merilis pasangan Djarot-Sihar unggul sangat tipis dari Eramas.

Bagaimana Pengamat Sosial Politik dari UMSU Shohibul Anshor Siregar memandang hal ini?

Kepada wartawan, Kamis (29/3/2018) Shohibul Anshor menilai peluang memenangi Pilgubsu pasangan Eramas memang cukup besar dibanding pesaingnya Djarot-Sihar

"Menurut hemat saya peluang Edy-Ijeck cukup besar mengingat rivalnya tidak memiliki waktu yang cukup untuk sosialisasi dan karena fakta Djarot baru datang dang langsung mau jadi gubernur, resistensi cukup besar dari semua lapisan," ujar Shohibul.

Kordinator n'Basis itu menggarisbawahi perbedaan hasil kajian dari beberapa lembaga survey dalam periode yang tak begitu jauh berbeda mengesankan adanya perbedaan dalam dua hal.

Pertama, metode dan kedua, perbedaan kepentingan.

"Bisa juga ada faktor ketiga, yakni metode dan kepentingan," kata Shohibul.

Namun dia mengakui, dari data yang ada tidak terjelaskan oleh survei seberapa besar pengaruh faktor-faktor non elektoral seperti money politik, kecurangan, manipulasi perhitungan suara dan lain-lain terhadap hasil Pilgubsu 2018.

"Sebab siapapun bisa curang dalam hal ini termasuk penyelenggara," ujar Shohibul.

Sebelumnya dirincikan, lima lembaga melakukan survei terhadap pasangan calon yang akan bertarung pada Pilgubsu 2018.

Pertama Median yang dalam surveinya 15-25 Januari 2018 menempatkan pasangan Eramas unggul 33,1 persen dibanding Djarot-Sihar yang hanya meraup 19,2 persen.

Survei kedua dari Indo Barometer yang melakukan kajian 4-10 Februari 2018. Dari surveinya, Indo Barometer menempatkan pasangan Djarot-Sihar unggul 27,8 persen dibanding pasangan Eramas 27,4 persen.

Ketiga ada lembaga survey LSPP yang melakukan kajian pada 18-27 Februari 2018. Di survei itu, pasangan Eramas unggul mutlak di angka 42,7 persen berbanding 19,14 persen yang diraih pasangan Djarot-Sihar.

Keempat yakni lembaga survei CEPP Fisip USU. Dalam rilisnya CEPP USU menyebut pasangan Eramas meraup 49,08 persen berbanding 30,31 persen yang diraih pasangan Djoss.

Survei yang kelima yakni Stratak Indonesia yang menempatkan pasangan Eramas unggul 36,91 persen berbanding 24,71 persen yang diraih pasangan Djoss.