MEDAN - Seorang bayi berusia 6 hari bernama Siti Rahma terpaksa harus mendapatkan perawatan yang intensif di Ruang Rawat Inap Anak dan Perinatologi Rindu B Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, sejak Kamis (8/3/2018). 

Sebab, bayi malang asal Dusun Sidodadi Lingga Tiga, Kabupaten Labuhanbatu ini mengalami kelainan, berupa usus keluar saat ia dilahirkan, di salah satu klinik di Desa Tingga Liga pada Rabu (7/3/2018).

Ayah bayi, Samsul Bahri Siregar (27) mengatakan meski anak keduanya ini lahir secara normal, namun dengan kondisi usus yang keluar dari perut.

Padahal selama mengandung Siti Rahma, istrinya Triwidati (21) ketika memeriksakan kandungan ke salah satu bidan di Desa Lingga Tiga tidak pernah mengalami sakit, jatuh atau keluhan lainnya.

"Berobat kampung juga nggak ada. Istri hanya memeriksakan kandungan ke bidan saja," ungkapnya saat ditemui wartawan, Selasa (13/3/2018).

Melihat kondisinya anaknya seperti itu, Syamsul yang seharinya bekerja sebagai sales minumam di Rantau Prapat ini, langsung merujuk Siti Rahma ke RSUD Rantau Prapat. Selanjutnya pada pukul 00.30 WIB bayi malang ini kembali dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik dan ditangani oleh dokter spesialis bedah dj ruangan perinatologi sekitar pukul 04.00 WIB.

Samsul sendiri mengakui, jika kondisi anaknya ini memang parah. Karenanya ia memohon doa dari semua masyarakat agar Siti Rahma dapat segera sembuh, serta meminta dokter bisa memberikan penanganan yang terbaik untuk kesembuhan anaknya.

"Sejujurnya sangat sedih, karena tidak ada orang tua yang menginginkan kondisi anaknya seperti ini. Tetapi walaupun anak saya ini kritis, apapun yang terjadi saya akan ikhlas," imbuhnya.

Terpisah, Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik Masahadat Ginting mengatakan, Siti Rahma masuk ke rumah sakit milik Kemenkes ini dengan kondisi sangat lemah, albumin rendah dan infeksi berat. Akan tetapi, sejauh ini rumah sakit belum bisa melakukan operasi pada dirinya.

"Saya sudah konfirmasi ke ruangan Ruang Rawat Inap Anak dan Perinatologi Rindu B, bahwa bayi ini memang belum bisa dioperasi. Karena ia masih mengalami infeksi berat dan kondisi umumnya tidak bagus," bebernya.

Oleh sebab itu, Masahadat menyebutkan, jika tim medis yang tergabung oleh dokter spesialis bedah anak dan spesialis anak, terus melakukan perbaikan kondisi umumnya terlebih dahulu. Jika sudah kondisinya telah membaik, baru operasi dapat dilakukan.

"Orangtua si bayi juga sudah diedukasi, baik oleh dokter penanggung jawab maupun perawat," pungkasnya.