MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi dinobatkan sebagai Bapak Peduli Bencana saat meresmikan gedung baru kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Medan-Binjai Km 10,3.

Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menyebutkan penobatan Bapak Peduli Bencana didasari oleh beberapa faktor dan indikator sejumlah peningkatan pelayanan dan penanganan kebencanaan tingkat provinsi.

Faktor tersebut diantaranya mengalokasikan anggaran pembangunan kantor, menjalin kerjasama dengan Basarnas yang kemudian menyediakan helikopter yang siaga untuk penanganan kebencanaan, membentuk BPBD yang kini ada di 33 kabupaten/kota, penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung di huntara maupun huntap sehingga tidak ada lagi yang berada di tenda pengungsian.

“Atas kepedulian Bapak Gubernur (Tengku Erry Nuradi), kini sudah ada kerjasama dengan Politeknik Negeri Medan (Polmed) membuka jurusan Kebencanaan, sekaligus memberikan beasiswa bagi kabupaten/kota yang mau mengirimkan mahasiswa, karena ini memang langka,” sebut Riadil.

Riadil juga menjelaskan, ada tujuh gedung yang diresmikan Gubernur yang ditandai dengan penandatanganan prasasti untuk Gedung Kantor BPBD Sumut, Media Center dan Posko, Basecamp Satgas TRC, Klinik Kesehatan, Musala Al Muawaffiqin, Hanggar Kendaraan serta Gudang Logistik.

“Dari gedung utama, kita juga ada fasilitas Command Center (Pusat Komando) untuk memantau sekaligus pusat komunikasi kepada BPBD di kabupaten/kota dan ke pusat. Kita juga akan menempatkan CCTV di beberapa titik yang rawan bencana. Sehingga ketika terjadi bencana, kita dapat laporan cepat melalui sambungan ini (video call),” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi. Dia mengatakan alokasi anggaran di BPBD Sumut meningkat karena kepedulian Gubernur terhadap penanganan kebencanaan di Sumut. Hal ini mengingat potensi bahayanya cukup tinggi, dan masyarakat di provinsi ini membutuhkan perhatian penuh pemerintahnya.

“Ini sudah dibuktikan oleh Bapak Gubernur. Dengan prasarana ini akan membantu meningkatkan pelayanan kebencanaan yang baik. Targetnya secara nasional, bagaimana Sumut menurunkan indeks resiko bencana di wilayahnya. Karenanya kami yakin dengan apa yang telah beliau buat, dan ini yang terbaik,” sebutnya.

Gubsu Tengku Erry Nuradi dalam sambutannya mengatakan bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi penting mengingat potensi dan resiko bencana yang ada di Sumut cukup tinggi. Sehingga kondisi kantor BPBD yang sebelumnya memprihatinkan, dipandang perlu mendapat perhatian. Karena itu pada anggaran tahun lalu, dialokasikan dalam APBD Sumut untuk renovasi total gedung yang ada.

“Baru ini Kantor BPBD Sumut representatif dan membanggakan kita semua. Dengan begini, maka kita harapkan semangat kerja juga akan semakin baik. Kemudian sumber daya manusia (SDM) yang baik, juga harus punya sense of belonging. Karena sekalipun pintar, kalau tidak punya rasa memiliki, maka tidak juga bagus,” sebut Erry.

Erry mencontohkan bahwa kondisi erupsi Gunung Sinabung yang pada bulan lalu baru terjadi cukup besar, bisa saja diusulkan kepada pemerintah pusat agar dijadikan bencana nasional. Namun menurutnya, selama masih bisa provinsi dan kabupaten menangani sendiri, maka tidak perlu diserahkan ke tingkat pusat. Hanya saja diharapkan agar seluruh masyarakat berdoa supaya erupsi segera berakhir. “Siapapun tidak menginginkan bencana terjadi,” katanya.

Namun, kata Erry Nuradi, untuk menghadapi dan menanganinya tentu harus ada kesiapan, kecepatan, dan menyeluruh. Sebab bencana tidak memandang batas wilayah, serta seluruh pihak bisa terlibat membantu, termasuk swasta. Karenanya selain memahami tugas masing-masing, juga dituntut kerjasama dan koordinasi yang baik.

“Kami juga ucapkan terimakasih telah diberikan jaket sebagai Bapak Peduli Bencana. Walaupun saya merasa ini terlalu besar buat saya yang merasa belum banyak berbuat untuk menangani bencana di Sumut. Begitupun, ini akan menjadi pemicu untuk bisa bekerja lebih baik lagi,” sebutnya.

Peresmian gedung kantor BPBD Sumut juga ditandai dengan pemberian tali asih kepada 50-an anak yatim/piyatu, pengguntingan pita oleh Gubernur, pemotongan nasi tumpeng serta simulasi penanganan korban bencana oleh tim reaksi cepat (TRC) BPBD Sumut. Gubernur juga mencoba fasilitas command centerdengan berbicara ke petugas BPBD kabupaten/kota seperti Medan dan Langkat.