MEDAN - Sudah 9 tahun lebih lamanya menderita penyakit hidrosefalus (penumpukan cairan pada rongga otak), membuat Hawa Haura (9) hingga sekarang tak berdaya. Anak satu-satunya dari pasangan Rahmanuddin (42) dan Julinar (34) ini menderita penyakit hidrosefalus, yang mengakibatkan kepalanya membesar, mata terlihat seperti memandang ke bawah dan otot-otot kaki serta tangan terlihat kaku.

Julinar, ibu dari Hawa menceritakan, sebelum penyakit tersebut diderita, semula anaknya ini lahir normal di salah satu rumah sakit di Medan.

Setelah lahir, satu minggu kemudian Hawa tiba-tiba step. Melihat anaknya begitu, ia bersama suami membawa Hawa berobat ke Balai Kesehatan Ibu dan Anak di Jalan Letda Sujono, Medan Tembung.

Sesampainya di sana, Hawa diberi obat penanganan pertama karena belum diketahui ada cairan di kepalanya lantaran hanya mengeluh terkena step. Setelah itu, Hawa pun dibawa pulang dan terlihat sehat-sehat saja.

"Setelah sehat, kami terkejut karena 40 hari kemudian, kepala anak saya agak membesar dan kami langsung membawanya ke RS Materna Medan," ungkap Julinar di kediamannya Jalan Bersama Gang Sekong/M Ali, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Senin (26/2/2018).

Dari hasil pemeriksaan dokter memang ada cairan di kepala Hawa. Mendengar itu, pihak keluarga lalu membawa ke RSUP Haji Adam Malik.

Saat tiba rumah sakit tersebut, Haura dianjurkan untuk operasi. Namun, kedua orang tua korban mengurungkan niatnya karena tidak mau dioperasi.

"Kami enggak mau Haura dioperasi karena sebelumnya kami melihat kejadian seperti yang dialami Hawa, tidak normal lagi setelah dioperasi. Salah satu akibatnya, mata anak yang mengindap hidrosefalus itu juga tertarik, kejadiannya juga di Medan. Saya takut anak saya kenapa-kenapa lagi," katanya.

Selanjutnya, Hawa pun dibawa pulang ke rumah dan kedua orangtuanya membawa berobat ke perobatan alternatif. Berjalan sampai sekarang hingga 9 tahun lamanya, penyakit yang dialami Hawa tak kunjung sembuh juga.

Berat kepalanya mencapai 8 kg yang tak sebanding dengan berat badannya yang hanya 6 kg.

Berbagai cara dilakukan kedua orangtua untuk bisa menyembuhkan Hawa hingga mendapat saran dari teman dengan kejadian serupa (anak menderita hidrosefalus) tentang adanya perubahan jauh setelah membeli obat cairan.

"Mendapat saran tersebut, kami pun membeli obat cairan Celfood per botolnya seharga Rp700 ribu dan obat Gamat AloeVera seharga Rp150 ribu. Obat Celfood habis 3 hari setiap botolnya," terangnya.

Lantaran tak sanggup membeli obat yang sangat mahal, Julinar yang bekerja sebagai guru SMA swasta di Medan dan Rahman yang hanya sebagai penjual kue keliling, sangat berharap bantuan dari para dermawan untuk meringankan beban biaya perobatan agar anaknya dapat sembuh dan bisa hidup seperti anak normal lainnya.

"Dia anak kami satu-satunya. Saat ini Hawa hanya bisa terbaring dan sekali-sekali diajak bercanda dengan ayahnya agar bisa melihat dia senang dan terhibur," ujarnya.

Ia menambahkan, bagi para dermawan yang tersentuh hatinya untuk meringankan beban biaya perobatan yang dialami Hawa, dapat menghubunginya ke nomor hp 0823 6770 8930 dan Rahmanuddin 0852 7650 2848. Atau, ke nomor rekening BNI 0450057442 atas nama Julinar.