MEDAN - Karateka putri asal Sumatera Utara, Srunita Sari Sukatendel, dicoret dari Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Penyebab karateka peraih medali emas SEA Games 2017 itu dicoret dari Pelatnas karena ada masalah internal di Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI).

Hal ini tentu memupus impian Srunita untuk tampil di ajang multi even olahraga terbesar se-Asia itu. Bahkan bukan tidak mungkin impian alumni PPLP Sumut ini untuk berlaga di Olimpiade 2020 Tokyo juga terancam.

Menanggapi hal itu, Ketua KONI Sumatera Utara, John Ismadi Lubis, mengaku kecewa dan prihatin dengan kondisi yang terjadi, meski pihaknya tidak ingin campur tangan dengan masalah tersebut. Menurutnya, jika ada masalah internal yang terjadi kepada atlet, sejatinya bisa diselesaikan dengan arif dan bijaksana.

"Kita tidak bertanya problem apa yang terjadi di internal mereka. Namun jangan sampai atlet dikorbankan. Sebab apapun ceritanya tugas pengurus adalah membina atlet. Apakah karena cuma satu kesalahan atlet tersebut langsung dicoret," kata John di Medan, Selasa (20/2).

Tidak ingin melihat karier atletnya terputus, KONI Sumut berkomitmen untuk mendorong agar Srunita tetap bisa tampil di berbagai even internasional seperti kejuaraan dunia karate dan lainnya demi mencari poin agar lolos ke Olimpiade 2020.

"Kita (KONI) siap bantu biaya selama bertanding di kejuaraan dunia. Dia adalah atlet andalan Sumut. Sudah banyak penghargaan yang ia persembahkan bagi Sumut, bahkan Indonesia. Intinya, KONI tetap berupaya mencari bantuan untuk dia. Kita akan koordinasi dengan Forki Sumut agar dia bisa tampil (kejuaraan dunia karate)," ucapnya.

Dikatakan John, Srunita merupakan karateka Indonesia yang memilki ranking tertinggi di dunia. Saat ini, Srunita masuk dalam ranking 8 dunia. Keluarnya Srunita, menurut John, dapat merugikan Indonesia atas potensi medali di Asian Games nanti.

"Tapi yang pasti kita mengalami kerugian karena atlet karate Indonesia dengan peringkat tertinggi di WKF (World Karate Federation) adalah Sari. Pasti kontingen kita merasa rugi, apalagi Sari sudah lama berada di Pelatnas," tegas John.

"Kami berharap ia tetap latihan rutin dan mempersiapkan diri. Mengingat banyak even yang diikuti ke depan. Kita berdoa supaya ia bisa lolos ke Olimpiade," harapnya.

Adapun sejumlah agenda kejuaraan dunia yang akan diikuti Srunita pada tahun ini yakni Rotterdam-Belanda (16-18 Maret), Rabat-Maroko (6-8 April), Istanbul-Turki (8-10 Juni) dan Berlin-Jerman (14-16 September). Serta even yang paling penting adalah kejuaraan dunia karate di Madrid (6-11 November) sebagai persiapan menuju Olimpiade.