MEDAN - Bank Indonesia (BI) mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat hilirisasi produk industri di Sumatera Utara (Sumut). Langkah ini perlu dilakukan untuk memperbaiki struktur ekonomi Sumut yang masih bergantung pada komoditas.

Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Arief Budi Santoso mengungkapkan, tantangan perekonomian Sumatera Utara juga terkait dengan hilirisasi produk industri.

"Saat ini, komoditas ekspor Sumatera Utara masih didominasi oleh bahan mentah ataupun barang setengah jadi dengan dua sektor utama yaitu sektor pertanian dan industri pengolahan," katanya, di Medan.

Menurut dia, tingginya risiko dari sisi permintaan dunia akan produk utama Sumut yakni CPO dan karet, telah meningkatkan urgensi peningkatan kapasitas domestik melalui hilirisasi terutama produk-produk yang bernilai tambah tinggi.

Kebijakan-kebijakan proteksionisme negara-negara tujuan ekspor utama Sumatera Utara seperti India, Tiongkok dan perancis jelas menjadi tantangan besar bagi kita sebagai salah satu pemasok CPO utama dunia.

Dukungan pemerintah baik pusat dan daerah mutlak diperlukan dalam pengembangan hilirasi ke depan. Berbagai langkah kongkrit perlu terus ditingkatkan terutama perbaikan konektivitas infrastruktur serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung. "Upaya yang dilakukan pemerintah saat ini sangat kami apresiasi," ungkapnya.

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang difokuskan untuk hilirisasi kelapa sawit, karet, dan aneka industri menjadi langkah besar sektor industri Sumut untuk dapat bersaing di pasar global.